"Awal 2020 isi mesin dan teknologi, pertengahan 2020 mulai produksi. Kami menargetkan bisa memproduksi empar kereta `made in Banyuwangi` per hari untuk memenuhi pesanan ekspor," ujarnya.
Agung menjelaskan dalam pengembangan industri kereta api di Banyuwangi ini, pihaknya bekerja sama dengan Stadler Rail Group dari Swiss.
"Inka telah bekerja sama dengan beberapa perusahaan dunia. Namun, hanya sebatas hubungan sebagai pemasok dan vendor. Tidak ada yang mau `transfer of knowledge`. Hal ini berbeda dengan Stadler Rail yang mau membawa teknologi dan pasarnya ke Banyuwangi," ujarnya.
Jadi, katanya, nanti semua pesanan kereta, baik pesanan Inka maupun Stadler, diproduksi di Banyuwangi. Inka fokus di pasar Asia, seperti Bangladesh, India, Filipina, sementara pasar Stadler untuk memenuhi pasar di kawasan Amerika dan Eropa. Selain itu PT Inka juga mengincar pasar Afrika, yang tetap diproduksi di Banyuwangi.
Baca Juga: Cerita Bos Inka yang Taklukan Produk China untuk Tembus Pasar Ekspor