4. Sejumlah Sentimen Global Buat Dolar AS Terpukul
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah menyatakan, Rupiah melanjutkan penguatan yang signifikan yakni sebesar Rp215 per USD atau terapresiasi 1,51%. Hal ini didorong sejumlah sentimen global yang membuat Dolar AS terpukul.
Dia menjelaskan, penguatan mata uang Garuda ini terjadi didorong situasi pasar keuangan global yang diwarnai optimisme atas terhadap prospek hasil negosiasi kesepakatan perang dagang AS dan China. Selain itu, perubahan sikap Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) Jerome Powell terhadap kenaikan suku bunga AS ke depan juga memengaruhi penguatan Rupiah.
5. Penguatan Rupiah Tingkatkan Kepercayaan Investor
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah menyatakan, penguatan Rupiah hari ini menunjukkan meningkatnya kepercayaan investor pada Indonesia.
"Menguatnya Rupiah yang signifikan hari ini menunjukkan kepercayaan pasar terhadap Rupiah sangat kuat," kata Nanang kepada Okezone, Senin (7/1/2019).
Dia menyatakan, BI akan terus memantau dinamika pasar keuangan global yang tengah merespons proses negosiasi kesepakatan dagang AS dengan China dan stance kebijakan moneter Bank Sentral AS, The Fed.
6. Dampak Penguatan Rupiah Terhadap APBN
Penguatan Rupiah tersebut, akan berdampak kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019. Di mana asumsi dasar ekonomi makro nilai tukar disepakati Rp15.000 per USD.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, bahwa pihaknya masih mencermati penguatan Rupiah tersebut."Nanti kita lihat, dinamika dari keseluruhan faktor ekonomi akan menjadi salah satu bagian yang harus kita terus kelola, karena pengaruhnya tidak single," ujarnya di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Selasa (8/1/2019).
(Feby Novalius)