Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Gubernur BI: Rupiah dalam Tren Penguatan

Giri Hartomo , Jurnalis-Kamis, 17 Januari 2019 |18:53 WIB
Gubernur BI: Rupiah dalam Tren Penguatan
Ilustrasi: Foto Shutterstock
A
A
A

JAKARTA - Bank Indonesia memprediksi penguatan Rupiah sejak Desember 2018 akan terus berlanjut pada Januari 2019. Meskipun secara rata-rata ada pelemahan dari 1,16% menjadi 0,54%.

Seperti diketahui dalam beberapa hari terakhir, nilai tukar Rupiah sedang dalam tren positif. Bahkan nilai tukar Rupiah sempat menyentuh angka Rp13.900 per USD.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, tren positif nilai tukar Rupiah belakangan menyusul ekonomi domestik yang mulai membaik, sehingga aliran modal asing mulai masuk dan kembali ke Indonesia.

 Baca Juga: BI: Rupiah Menguat 1,16% sepanjang Desember 2018

Sebab mereka menganggap, pasar keuangan di dalam negeri sangat menarik dibandingkan negara lainnya. Apalagi di sisi lain, pasar keuangan global juga sedang dalam tren yang kurang baik.

"Nilai tukar rupiah Desember 2018 menguat rata-rata 1,16%. Meskipun poin to poin melemah 0,54%. Tren penguatan Rupiah berlanjut pada Januari dipengaruhi oleh aliran modal asing akibat ekonomi domestik yang kondusif," ujarnya dalam konferensi pers di Komplek Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (17/1/2019).

Perry menambahkan, pihaknya akan menjaga tren positif nilai tukar Rupiah agar tetap stabil. Termasuk mencermati faktor-faktor yang bisa mempengaruhi nilai tukar Rupiah.

"BI akan cermati faktor yang akan pengaruhi nilai tukar dan tempuh stabilisasi nilai tukar Rupiah dengan dorong mekanisme pasar dan dukung upaya pengembangan pasar," katanya.

 Baca Juga: Penjelasan Bos BI Kenapa Rupiah Bisa Tekan Dolar AS

Perry menambahkan, sepanjang 2018 Rupiah mengalami depresiasi sebesar 6,05% atau 5,65% dibandingkan tahun lalu (poin to poin). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan depresiasi mata uang lainnya seperti Rupee, Afrika Selatan, Brazil hingga Turki.

"Kami lihat nilai tukar akan bergerak stabil dan cenderung menguat dipengaruhi masuknya aliran modal asing," ucapnya.

Menurut Perry, saat ini jika diperhatikan kondisi likuiditas valuta asing (valas) dan Rupiah dalam keadaan cukup. Sementara operasi moneter yang dilakukan rupiah sudah bisa dilakukan dengan term repo dan domestic non deliverable forward (DNDF).

"Rendahnya bunga fed dan turunnya CAF dan berkembangnya mekanisme valas," ujarnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement