JAKARTA - China menawarkan pilihan untuk melakukan pembelian selama enam tahun guna meningkatkan impor dari Amerika Serikat (AS) dalam upaya menata ulang hubungan antara kedua negara.
Peningkatan impor barang tahunan dari AS dengan total nilai lebih dari USD 1 triliun, China berusaha mengurangi surplus perdagangannya, yang pada tahun lalu tercatat sebesar USD323 miliar menjadi nol pada 2024, tulis Bloomberg dalam laporannya.
Tidak jelas bagaimana tawaran tersebut berbeda dari yang dijanjikan China ketika Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping bertemu di Buenos Aires, Argentina, pada Desember. Pada pertemuan itu, China menawarkan komitmen lain senilai lebih dari 1,2 triliun dolar Amerika di sektor perdagangan, kata Menteri Keuangan Steve Mnuchin dilansir dari Antaranews.com, Sabtu (19/1/2019).
Reuters melaporkan pada 9 Januari bahwa pejabat AS memanfaatkan perundingan perdagangan dengan pejabat China di Beijing selama tiga hari untuk menuntut lebih banyak perincian tentang janji China untuk membeli barang-barang AS secara besar-besaran. China menawarkan komitmen serupa, meski dalam skala yang lebih kecil, selama perundingan di Washington Mei lalu.
Baca Juga: Dana Tembok Perbatasan Belum Disepakati, Pemerintahan AS Masih Tutup
Laporan Bloomberg pada Jumat itu mendorong penguatan Bursa Wall Street, yang dipicu harapan bahwa AS dan China akan mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang antara kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut.
Selain membicarakan peningkatan pembelian barang-barang AS, perunding AS juga menekankan masalah yang akan menuntut perubahan struktural di China. Masalah tersebut meliputi upaya mencari cara untuk mengakhiri penyalahgunaan properti intelektual dari perusahaan AS dan menghentikan subsidi industri.
Setelah melalui setengah dari periode penghentian perang dagang AS-China selama 90 hari yang disepakati pada 1 Desember, ketika Trump dan Xi bertemu dalam KTT G20 di Argentina, hanya ada beberapa perincian yang diberikan dari setiap kemajuan yang dicapai. Pada Selasa, seorang senator dari partai Republik mengatakan Perwakilan Dagang AS (USTR) Robert Lighthizer memberi tahunya bahwa dia tidak melihat ada kemajuan dalam isu struktural.
Data pada Senin menunjukkan bahwa ekspor China secara tak terduga mencatatkan penurunan terbesarnya dalam dua tahun pada Desember, sementara impor juga berkontraksi, menunjuk pada pelemahan lebih lanjut di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu pada 2019 dan permintaan global yang kian merosot.
Wall Street Journal pada Kamis melaporkan bahwa Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mendiskusikan pencabutan beberapa atau semua tarif yang diberlakukan terhadap impor China dan menyarankan menawarkan pembatalan tarif dalam diskusi perdagangan yang dijadwalkan akan digelar pada 30 Januari. Lighthizer menolak gagasan tersebut, dan usul itu belum disampaikan kepada Trump, menurut Journal tersebut.
Wakil Perdana Menteri China Liu He akan berkunjung ke AS pada 30 dan 31 Januari untuk menghadiri putaran terbaru perundingan dagang yang ditujukan untuk menyelesaikan sengketa perdagangan yang cukup sengit. Pemerintahan Trump dijadwalkan akan menaikkan tarif terhadap barang-barang China senilai USD200 miliar menjadi 25% pada 2 Maret, dari 10% yang diberlakukan sebelumnya.
Pemerintahan Trump mendesak China untuk mengambil langkah guna melindungi properti intelektual, mengakhiri kebijakan yang memaksa perusahaan AS mengalihkan teknologi ke mitra China, memungkinkan lebih banyak akses pasar untuk bisnis AS dan mengurangi hambatan nontarif lain bagi produk-produk AS.
China berulang kali mengesampingkan keluhan tentang pelanggaran properti intelektual, dan membantah tuduhan bahwa perusahaan asing terpaksa memindahkan teknologi mereka. Demikian laporan yang dikutip dari Reuters.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)