JAKARTA - Gaya hidup generasi milenial telah menjadi sorotan beberapa tahun terakhir ini. Mulai dari pergaulan, kebiasaan, masalah keuangan, dan kesehatan anak muda usia 20-30 tahunan ini selalu saja menarik untuk dibahas. Ada satu lagi yang paling banyak diperbincangkan, yakni seputar karier milenial yang dapat mengancam kesehatan mental mereka.
Berdasarkan hasil survei Mental Health Foundation mengenai kesehatan mental di dunia kerja yang dikutip dari detik.com, generasi milenial merasakan lebih banyak tekanan dibanding generasi baby boomers yang berusia 53 tahun sampai 71 tahun. Dari survei, ditemukan seperempat atau tepatnya 28% dari pekerja milenial mengaku mengalami stres.
Selain tekanan di dunia kerja yang begitu tinggi, hal lain yang dapat mempengaruhi kesehatan mental milenial adalah berbagai masalah pribadi yang umum terjadi pada anak muda. Sebetulnya ancaman kesehatan mental tersebut patut disayangkan, mengingat milenial digadang-gadang sebagai generasi paling produktif dalam beberapa tahun mendatang.
Baca Juga: Kunci Sukses CEO: Manajemen Waktu yang Tepat
Oleh karenanya sangat penting untuk menjaga kesehatan mental sejak awal, terutama bagi milenial yang sangat aktif, gila produktif, dan memiliki segudang kesibukan setiap harinya. Melansir Cermati.com, berikut ini tips buat milenial untuk menjaga kesehatan mental atau terhindar dari stres, bahkan depresi:
1. Menata pola hidup
Pola hidup serba instan, praktis, dan modern memang tidak salah, selama diimbangi dengan jadwal yang masuk akal. Kebanyakan milenial justru menghabiskan hampir seluruh waktu mereka untuk bekerja dan aktivitas lain. Duduk di depan layar komputer berjam-jam lamanya, tak lepas dari gadget sampai rela menunda makan dan minum. Perilaku tersebut membuat kehidupan mereka tidak lagi “normal” dan seimbang, sebagaimana yang disarankan dalam pola hidup sehat.
Sangat penting untuk menata pola hidup lebih baik dan teratur, di mana waktu bekerja dan aktivitas lain dapat berjalan dengan seimbang. Contoh sederhananya menikmati makan malam dengan keluarga, olahraga, berkumpul bersama teman dan keluarga, mendengarkan musik, main video game kesukaan, rekreasi, dan lainnya.

2. Bersosialisasi secara nyata
Menjelajah dunia maya bukan hal baru lagi bagi milenial. Segala sosial media dicoba, kepo sana sini, dan berteman dengan banyak orang di jagad maya. Hal ini sih wajar saja selagi masih dalam batas waktu yang wajar. Tapi sayangnya, milenial cenderung menghabiskan waktu bergaul di sosial media ketimbang dunia nyata, termasuk dengan keluarga dan temannya. Sehingga muncul pernyataan bahwa media sosial mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Setuju enggak?
Kondisi tersebut kerap membuat mereka tidak respek terhadap lingkungan sekitar, merasa asing ketika tinggal di rumah bersama dengan anggota keluarga, atau bahkan merasa tidak perlu untuk berteman dengan orang-orang di sekitarnya. Masalah itu bisa diatasi dengan cara membatasi diri dalam menggunakan sosial media dan gadget. Akses sosial media seminim mungkin, sehingga ada banyak waktu yang tersisa untuk bersosialisasi di dunia nyata.