JAKARTA - Kenaikan tarif ojek online (ojol) dinilai dapat mengurangi jumlah konsumen. Pasalnya, permintaan konsumen akan turun dengan drastis sehingga dapat juga menurunkan pendapatan pengemudi ojol.
Research Institute Of Socio-Economic Development (RISED), melakukan untuk menjawab dampak dari berbagai kemungkinan kebijakan terkait ojol dan respons konsumen terhadapnya. Dalam survei tersebut menunjukkan adanya respons yang sensitif dari konsumen terkait peningkatan tarif ojol.
Ketua Tim Peneliti RISED Rumayya Batubara mengatakan, peningkatan tarif ojol akan berpotensi adanya penurunan jumlah konsumen. "Kenaikan tarif ojek online berpotensi menurunkan permintaan konsumen hingga 71,12%," ujarnya saat konferensi pers mengenai Persepsi Konsumen Terhadap Ojek Online di Indonesia, di Hong Kong Cafe, Jakarta, Senin (11/2/2019).
Baca Juga: YLKI Nilai Tarif Ojek Online Terlalu Tinggi