JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan ekspor produk industri kecil-menengah (IKM) bisa tumbuh 10%. Produk IKM tersebut diharapkan bisa menyasar pasar Amerika Serikat dan Eropa.
“Targetnya, kami ingin menyasar pasar Amerika dan Eropa karena perekonomian mereka secara fundamental lebih mantap,” ujar Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, kemarin. Menurut dia, produk IKM memiliki segmentasi pasar yang spesifik karena pasar dari kedua negara tersebut bisa menerimanya. “Untuk IKM yang produknya segmented, pasar Amerika dan Eropa yang bisa menerima produk lebih spesifik khususnya yang craft,” ungkapnya. Selain produk-produk kerajinan, produk IKM lain yang di dorong melakukan ekspor antara lain IKM makanan dan minuman, IKM elektronika, IKM komponen automotif, serta IKM tekstil dan produk tekstil.
Baca Juga: Mendag: Jabar Kontributor Ekspor Tertinggi RI
Sebelumnya, nilai ekspor kerajinan tahun 2017 mencapai USD776 juta. Angka ini naik 3,8% dari tahun 2016 sebesar USD747 juta. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2015 ada sekitar 695.000 industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur), barang anyaman dari rotan, bambu, serta sejenisnya. Setiap tahun nilai tambah IKM ini terus melonjak naik. Bila pada 2014 nilai tambah sekitar Rp25,356 triliun, pada 2015 naik menjadi Rp26,743 triliun. Dalam mendukung peningkatan ekspor produk industri digital dan kreatif, Kemenperin membuka kesempatan go international melalui program Asia Entrepreneurship Training Program(AETP) untuk membina perusahaan rintisan (startup).