Saat itu, Go-Jek meraih pendanaan hampir USD550 juta, sehingga membuat valuasinya menyentuh USD1,3 miliar. Pendanaan tersebut digalang oleh Sequoia Capital dan Wargburg bersama enam investor ventura lainnya.
Tak hanya itu, raksasa internet global Alphabet, induk usaha Google turut menyuntikkan dana senilai hampir Rp16 triliun. Setelah mendapat beragam suntikan dana asing total nilai perusahaan Go-Jek diperkirakan telah mencapai USD4 miliar atau lebih dari Rp54 triliun pada saat itu.
Valuasi Go-Jek kian bertambah ketika adanya aliran investasi dari Global Digital Niaga (GDN), pemilik blibli.com. GDN merupakan anak perusahaan pemodal ventura milik Grup Djarum, Global Digital Prima (GDP). Meski demikian, angka investasi ini tak diungkapkan oleh kedua pihak.
Suntikan dana juga didapatkan Go-Jek dari perusahaan otomotif lokal, PT Astra International (Astra). Di mana investasi diberikan sebesar US$150 juta atau sekitar Rp2 triliun, menjadikan yang terbesar sepanjang sejarah bisnis digital Indonesia.
Kini Nadiem telah membawa perusahaannya melebarkan sayap ke beberapa negara Asia Tenggara, yakni Vietnam, Thailand, Singapura pada tahun lalu. Kini Go-Jek hadir di 204 kota dan beberapa kota di 5 negara di Asia Tenggara. Saat ini juga perusahaan transportasi online itu memiliki lebih dari 2 juta pengemudi dan sekitar 400.000 pedagang yang terdaftar dalam platformnya.