Berdasarkan pantauan di lapangan kemarin, di lokasi proyek di kawasan Walini terlihat sejumlah pekerja mengoperasikan alat berat di dekat lahan yang akan dijadikan terowongan. Pekerjaan yang baru terlihat berupa pematangan lahan dan terasering. Dibagian lain, lahan-lahan yang sudah diratakan ada yang dijadikan mes dan kantor lapangan. Seperti diketahui, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung diresmikan pembangunannya oleh Presiden Joko Widodo pada Januari 2016 lalu.
Baca Juga: Menteri Rini: Jabar Akan Punya Kereta Cepat Pertama di ASEAN
Hingga saat ini, pembebasan lahan proyek tersebut baru mencapai 56,6%. Proyek ini dikerjakan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), yang merupakan perusahaan patungan antara empat badan usaha milik negara (BUMN) yakni PT Kereta Api Indonesia (KAI), Wijaya Karya, PTPN VIII dan Jasa Marga, serta investor dari China yakni China Railways.
Kereta cepat hasil kerja sama Indonesia dan China itu dirancang melaju dengan 350 km per jam sehingga akan mempersingkat waktu tempuh Jakarta-Bandung menjadi sekitar 45 menit. Kereta ini akan dilengkapi empat stasiun, yakni Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Walini, dan Stasiun Tegalluar.
Jalur kereta cepat juga tidak menggunakan jalur rel yang sudah ada, tetapi dibuat jalur rel baru yang sesuai dengan spesifikasi kereta cepat. Pembangunan kereta api cepat ini diklaim dapat membawa banyak manfaat, seperti penciptaan lapangan kerja. Terlebih, pemerintah juga sudah mewajibkan untuk memaksimalkan kandungan lokal mulai dari tenaga kerja, komponen konstruksi hingga barang dan jasa.
(Feby Novalius)