"Salah satunya Srilanka yang memesan 250 kereta dengan nilai USD100 juta, belum lagi untuk memenuhi pesanan dari Bangladesh dan Filipina. Selain itu INKA juga menjajaki peluang pasar baru di Afrika, Australia dan Taiwan," katanya.
Dia menginginkan pembangunan pabrik kereta api di Kabupaten Banyuwangi bisa cepat selesai dan ditargetkan rampung serta sudah berproduksi pada 2020.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan Banyuwangi menyambut baik hadirnya PT INKA dalam kerangka pengembangan sektor pariwisata (tourism), perdagangan (trade) dan investasi (investment).
"TTI atau tourism, trade, investment ini kami padukan dalam pariwisata karena di industri ini juga ada museum kereta api terbesar yang bakal jadi tujuan wisata, dan penguatan trade karena ini ekspor, sehingga lewat INKA ini juga kami mengirim pesan tentang keuntungan berinvestasi di Banyuwangi yang memiliki pelabuhan laut dalam dan alami yang bisa disinggahi kapal besar," ujar Anas.
Baca Juga: Bangun Pabrik Kereta, Inka-Stadler Siap Investasi Rp30 Triliun
Mengenai investasi, lanjut dia, kehadiran Inka memperkuat Banyuwangi sebagai tujuan investasi yang prospektif.