Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Menhub Akui Bandara Baru Yogyakarta Belum Bisa Beroperasi 7 April 2019

Yohana Artha Uly , Jurnalis-Rabu, 03 April 2019 |17:15 WIB
Menhub Akui Bandara Baru Yogyakarta Belum Bisa Beroperasi 7 April 2019
Ilustrasi: Foto Shutterstock
A
A
A

JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengakui Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) belum laik beroperasi pada 7 April 2019. Pemerintah memang menargetkan bandara bisa beroperasi sebagian (minimum operational) untuk terminal internasional.

Dia menyatakan, ada sejumlah permasalahan yang perlu diselesaikan. Namun dirinya enggan menjelaskan lebih lanjut.

Kendati demikian, dai tak menampik hal itu berkaitan dengan hasil temuan dari Ombudsman RI terkait kelaikan bandara ini.

"Belum (bisa beroperasi). Iya (masalahnya) banyak. Ya mungkin sama dengan itu (temuan Ombudsman)," kata dia saat ditemui di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (3/4/2019).

Baca Juga: Tinjau Bandara Kulonprogo, Menhub: Konektivitas Borobudur Segera Terwujud

Sebelumnya, Ombudsman telah melakukan investigasi terkait kelaikan Bandara NYIA untuk beroperasi. Hasilnya terdapat 15 temuan yang membuat bandara ini tidak bisa beroperasi pada pekan ini.

Adapun 15 temuan tersebut yakni:

1. Jalan akses tunggal menuju NYIA yaitu Jalan Purworejo-Yogyakarta dinilai sangat sempit. Pada satu jalur hanya terdapat satu lajur untuk kendaraan roda empat atau lebih dan satu lajur untuk kendaraan roda dua. Perjalanan dari Yogyakarta menuju NYIA ditempuh dalam waktu ±75 menit dengan catatan dalam kondisi jalan sepi dan pagi hari. Apabila terjadi kecelakaan pada jalan tersebut akan berpotensi menyebabkan kemacetan.

2. Airside masih dapat terkejar untuk selesai pada bulan April 2019. Namun, saat ini marking dan signage belum dilakukan. Perlu dilakukan pengujian lighting system, baik pada saat kondisi kering maupun hujan untuk menguji risiko korsleting. Ombudsman mengkhawatirkan proses layering runway dan taxiway yang terhenti saat hujan dapat berpengaruh terhadap jadwal.

3. Belum ada penanaman rumput di area NYIA. Rumput diperlukan agar pasir dan debu tidak bertebaran. Apabila debu dan pasir bertebaran dapat menyebabkan hazard.

Baca Juga: Progres Bandara NYIA Kulonprogro Capai 76,5%

4. Navigational Aids masih sangat basic, antara lain: modular tower, VHF, recording masih sangat basic, VOR belum ada, approach lighting system sudah terpasang sebagian, VASI dan PAPI belum terlihat apakah sudah dipasang atau belum, Navigational Aids tersebut perlu diuji kehandalannya, jangan sampai terganggu pada saat pengoperasian.

5. BMKG belum hadir, padahal meteorological service sangat diperlukan untuk mendukung AirNav. Berdasarkan informasi yang diperoleh, BMKG saat ini masih mengupayakan tender untuk peralatan. Untuk pengoperasian bulan April nanti, BMKG akan menggunakan perlengkapan temporary.

6. Gedung terminal masih sangat basic, bahkan conveyor belt untuk bagasi belum ada, baik untuk departure maupun arrival. Ombudsman RI mengkhawatirkan aspek kenyamanan dan aspek psikologis mengingat yang akan dilayani pertama adalah penerbangan Silk Air dari dan ke Singapura dan AirAsia dari dan ke Kuala Lumpur. Penumpang dari Bandara Changi dan Kuala Lumpur International Airport (KLIA) yang sedemikian moderen akan mendarat di NYIA yang pelayanannya masih serba manual. Hal ini berpengaruh pada first impression yang kurang baik tentang Indonesia bagi penumpang internasional.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement