Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Banyak Masalah, KRL Commuter Line Sudah Uzur

Koran SINDO , Jurnalis-Jum'at, 05 April 2019 |11:36 WIB
Banyak Masalah, KRL Commuter Line Sudah Uzur
Ilustrasi: Foto Okezone
A
A
A

Menurut dia, target penyelesaian perbaikan dilakukan beberapa tahap mulai dari jangka pendek, yakni selesai dua pekan hingga dua bulan ke depan. “Ada juga jangka menengah, yaitu enam bulan sampai satu tahun karena berkaitan dengan anggaran. Kita akan koordinasikan berapa anggaran dan apa saja yang mesti direalisasikan,” tuturnya.

Menhub tak memungkiri ada hubungannya antara peralatan yang sudah tua dengan insiden KRL anjlok di Kebon Pedes, Tanah Sareal, Kota Bogor, beberapa waktu lalu. “Kalau kita lihat, memang ada penurunan tanah karena hujan yang berlebih sehingga sambungan rel juga mengalami penurunan,” sebutnya.

Maka itu, cuaca ekstrem ada kaitannya dengan persoalan maintenance rel. “Katakanlah cuaca ekstrem yang semula skalanya enam sekarang sembilan sehingga perawatan yang berbanding lurus dengan skala enam sudah tak bisa. Ini yang mesti diidentifikasi, apalagi rel-relnya sudah berumur. Tim adhoc Task Force harus bekerja lebih ekstra dari sebelumnya,” kata Budi.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengaku tidak mempermasalahkan peralatan perkeretaapian yang sudah tua sepanjang masih layak dan sesuai standar. “Saya kira tak ada masalah meskipun sudah berusia tua,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, dia tidak bisa menemukan penyebab pasti kecelakaan transportasi lantaran tak ada yang single factor. “Dari hasil investigasi KNKT, salah satu faktor penyebab kecelakaan KRL relasi Jatinegara-Bogor di perlintasan Kebon Pedes karena rel menurun. Ketika hujan, air masuk ke tubuh rel itu terlihat adanya gejrotan, diperbaiki dua bulan jebol lagi, dua bulan jebol lagi,” ungkapnya.

Menurut dia, harus ada koordinasi antara Kementerian Pe kerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kemenhub, dan PT KAI supaya di lokasi perlintasan sebidang Kebon Pedes tidak terjadi penurunan rel. “Ini sebenarnya banyak yang terlibat, kita pelan-pelan mencari siapa penanggung jawab tunggalnya. Kalau tanggung jawab bersama jika ada masalah seperti ini, pasti saling lempar sehingga tak akan selesai,” ucap Soerjanto.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement