JAKARTA - Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) mengatakan bahwa evaluasi bersama pemerintah terhadap Boeing 737 MAX yang saat ini dilarang terbang, akan dimulai pada 29 April dan akan mencakup sembilan regulator penerbangan lain dari seluruh dunia.
FAA mengatakan bahwa awal bulan ini mereka telah membentuk tim internasional untuk meninjau keamanan pesawat, yang dilarang terbang di seluruh dunia menyusul dua kecelakaan mematikan, di Indonesia pada Oktober dan di Ethiopia pada bulan lalu, di mana hampir 350 orang tewas.
Boeing telah mengumumkan rencana pembaruan perangkat lunak pada Boeing 737 MAX untuk mencegah data salah yang memicu sistem anti-stall (MCAS) dan dua kecelakaan nose-down yang menghancurkan. Namun Boeing belum mengirimkan perangkat lunak ke FAA untuk persetujuan formal.
Baca Juga: Pangkas Produksi Pesawat 737, Saham Boeing Terjun Bebas 2,7%
China, Badan Keamanan Penerbangan Eropa, Kanada, Brasil, Australia, Jepang, Indonesia, Singapura, dan Uni Emirat Arab semuanya akan ambil bagian, kata FAA. Tinjauan Teknis Bersama Otoritas (JATR) yang akan berlangsung selama 90 hari, katanya. Sebagian besar negara sebelumnya mengonfirmasi mereka akan ambil bagian dalam peninjauan tersebut.
JATR diketuai oleh mantan Ketua Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Chris Hart dan terdiri dari tim ahli dari FAA, NASA, dan otoritas penerbangan internasional. Grup tersebut akan melakukan tinjauan komprehensif terhadap sertifikasi sistem kontrol penerbangan otomatis pesawat.