Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pengemudi Ojol Belum Puas dengan Kenaikan Tarif

Koran SINDO , Jurnalis-Jum'at, 03 Mei 2019 |11:27 WIB
Pengemudi Ojol Belum Puas dengan Kenaikan Tarif
Foto: Ojek Online (Okezone)
A
A
A

Budi lantas menuturkan, saat ini Kemnhub masih menampung aspirasi masyarakat karena hanya baru beberapa pihak saja yang merasa keberatan. “Saya akan menggunakan mekanisme tertentu, merekam dengan baik, mewakili masyarakat maupun pengendara-pengendara ojol,” katanya.

Kenaikan tarif ojol memang terasa memberatkan. Sejumlah konsumen yang dikonfirmasi mengaku kaget karena tarifnya terlalu mahal. Keluhan ini di antaranya disampaikan Nia M Jannah, karyawati swasta yang berdomisili di Jatijajar, Depok. Sehari-hari dia sering menggunakan ojol untuk mengantarnya dari rumah ke Stasiun Depok Lama.

“Jadi mahal banget. Kalau pagi dari rumah biasanya Rp13.000, sekarang jadi Rp19.000. Saya sampai enggak jadi naik. Ak hirnya saya minta tolong diantar suami,” ujar Nia yang bekerja di kawasan Kebun Sirih ini.

Penumpang lain bernama Amarullah merasakan hal sa ma. Dia kaget karena tarif yang tertera dinilai sangat mahal.

“Kaget saya lihat harga. Biasanya dari rumah di Depok City Rp9.000 ke Stasiun Depok Lama, sekarang jadi Rp16.000,” ujarnya.

Menurut Amrullah, perubahan harga ini sangat terasa dan ongkos transportasi menjadi bengkak. Bahkan dia sudah berdiskusi dengan istrinya dan memutuskan untuk kembali menggunakan sepeda motor pribadi.

“Karena hitungannya naik motor lebih murah dari pada naik ojol. Bensin Rp16.000 bisa untuk lima hari. Kalau naik ojol kan cuma sekali jalan. Kalau dihitung pulangnya jadi Rp32.000. Ini sangat mahal,” ucap bapak dua anak tersebut.

Masih Meminta Kenaikan

Walaupun memberatkan konsumen, kalangan pengemudi ojol ternyata belum puas dengan besaran kenaikan yang ditetapkan Kemenhub. Mereka bahkan akan kembali mengajukan kenaikan tarif.

Sikap ini disampaikan Igun, Ketua Presidium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda). Dia mengaku masih akan mengajukan kenaikan tarif mengingat aplikator masih membebani biaya jasa aplikasi sebesar 20%.

“Kami belum tahu nilainya, tapi kami masih akan mengusulkan supaya bisa naik lagi, setelah perayaan Hari Buruh 1 Mei,” ujarnya di Jakarta kemarin.

Dia menuturkan, batasan tarif yang ditetapkan pemerintah saat ini masih terlalu kecil. Pengemudi ojol memandang besaran tarif Rp3.000 per kilometer dirasa lebih ideal. “Saya rasa di angka Rp3.000 bisa lebih diterima kalangan pengemudi ojek,” harapnya.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement