Pada saat Idul Fitri secara umum dalam kondisi aman, yaitu pada 5 Juni 2019, daya pembangkit diperkirakan sebesar 38.653,47 MW dan beban puncak sebesar 25.727,32 MW sehingga masih terdapat cadangan operasi sebesar 12.926,15 MW. Tanggal 6 Juni 2019, daya mampu pembangkit diperkirakan sebesar 45.234,87 MW dan beban puncak sebesar 26.546,81 MW sehingga masih terdapat cadangan operasi sebesar 18.688,06 MW. Menurut dia, kondisi kelistrikan sistem Jawa-Bali akan berada dalam kondisi normal, sedangkan untuk sistem luar Jawa-Bali terdapat beberapa sistem dalam Kondisi Siaga. Sementara terkait potensi letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, dan tanah longsor. ”Antisipasi yang dilakukan adalah telah disiapkan informasi peta titik rawan gerakan tanah & gempa bumi, status gunung api, serta Satgas Tanggap Darurat,” kata dia.
Tidak Impor
Di sisi lain, Pertamina juga memastikan bahwa terjadi kenaikan konsumsi BBM sebesar 15% selama Ramadan dan Lebaran. Namun, perusahaan pelat merah di sektor energi tersebut tidak akan menambah impor BBM. ”Kami akan memaksimalkan serapan produksi minyak mentah dari dalam negeri. Produksi tidak hanya dari Pertamina, juga dari kontraktor lain,” ujar Direktur Supply Chain dan Infrastruktur Pertamina Ghandi Sri Widodo. Menurut Ghandi, sejak April 2019 Pertamina sudah tidak melakukan impor solar dan avtur.

Pertamina telah mampu memenuhi kebutuhan avtur dengan mengoptimalkan Kilang Cilacap. Tak hanya itu, Pertamina sejak Mei 2019 juga telah menghentikan impor solar. Pihaknya menandaskan bahwa penghentian impor solar disebabkan optimalisasi kilang dan jalannya program mandatori biodiesel 20% (B20). ”Khususnya untuk mencukupi kebutuhan BBM jenis solar dan avtur akan dipenuhi dari kilang Pertamina,” kata dia. Dia menjelaskan bahwa Pertamina memang masih melakukan impor minyak mentah (crude ) untuk diolah menjadi premium. Meski begitu, Pertamina tidak menambah komposisi impor.
”Langkah kita ialah memaksimalkan pasokan dari dalam negeri sehingga produksi avtur dan premium sudah maksimal sehingga tidak perlu impor. Kita maksimalkan kilang sehingga cukup dari kilang kita saja,” ucapnya. Untuk mengantisipasi terkendalanya pasokan untuk mencukupi kebutuhan Ramadan hingga Lebaran, kata dia, Pertamina juga memaksimalkan pasokan BBM dari kilang ke Terminal BBM. Pertamina telah menambah tiga kapal tanker terbesar, yaitu sapu jagat untuk memaksimalkan supaya tidak ada kendala pasokan BBM. Untuk kapal tanker lainnya, Pertamina telah mengoperasikan sebanyak 260 kapal tanker.
”Khusus menghadapi Ramadan dan Lebaran kami telah menambah tiga kapal tanker sapu jagat. Itu kita tempatkan di Sumatera, Jawa, dan Indonesia Timur. Tanker sapu jagat ini sifatnya untuk mengisi kondisi kritis atau keterlambatan tanker kalau ada masalah cuaca. Supaya stok di Terminal BBM bisa terpenuhi dengan baik,” ujar Ghandi. Dia juga menjelaskan bahwa Pertamina telah mengoperasikan 112 Terminal BBM yang beroperasi selama 24 jam. ”Pertamina juga siap mengoperasikan 10.000 mobil tangki BBM,” kata dia.
(Nanang Wijayanto)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)