Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Presiden Jokowi Ingin Maskapai Asing Terbang di RI, Menhub: Kita Kaji

Taufik Fajar , Jurnalis-Senin, 03 Juni 2019 |20:41 WIB
Presiden Jokowi Ingin Maskapai Asing Terbang di RI, Menhub: Kita Kaji
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan penjelasan terkait ide Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam mendatangkan maskapai asing untuk bersaing di rute penerbangan domestik. Pasalnya harga tiket pesawat hingga saat ini masih tetap mahal.

"Jadi, ini kan satu tindakan saran yang baik dari Presiden Jokowi. Segala bisnis apapun kalau dilakukan dengan kompetisi, otomatis timbul keseimbangan antara demand dan supply. Apalagi di industri kalau demand dan supply berimbang maka harga akan terkoreksi dengan angka atau keseimbangan. Ide baik ini akan kita kaji," ujarnya di Gedung Kemenhub Jakarta, Senin (3/6/2019).

Dia menjelaskan, apabila ada perusahaan asing akan beroperasi di Indonesia, maka harus memenuhi asas cabotage. Di mana perusahaan asing harus bekerja sama dengan perusahaan Indonesia yakni kepemilikan saham tidak lebih dari perusahaan nasional, sebesar 49% asing dan 51% dalam negeri.

Baca Juga: Traveloka Cs Wajib Beri Penjelasan soal Harga Tiket Pesawat

Adapun asas cabotage merupakan hak eksklusif suatu negara untuk menerapkan peraturan perundang-undangannya sendiri dalam bidang darat, air, dan udara pada lingkup wilayahnya.

"Tentu kita tidak dengan mudah menerima perusahaan asing, apalagi udara ini membutuhkan suatu kualifikasi yang baik. Jadi kami sedang mengkaji dan kami akan melaporkan kepada Pak Presiden sebelum menetapkan apa yang akan dilakukan," kata dia.

Dia menambahkan, pihaknya akan mematangkan regulasinya dahulu untuk ketentutan-ketentuannya bagi pihak asing tersebut. "Kalau yang asing itu tentu setelah Lebaran baru ada aplikasi-aplikasi yang akan dilakukan," pungkasnya.

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement