BANGKOK - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Filipina Rodrigo R Duterte di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-34 ASEAN. Indonesia ingin hubungan dagang dan investasi dengan Filipina terus meningkat.
Dalam pertemuan bilateral tersebut berbagai isu dibahas oleh kedua kepala negara. Salah satunya peningkatan hubungan dagang antara Indonesia dan Filipina.
Presiden Jokowi menyampaikan rencana kalangan swasta Indonesia untuk meningkatkan perdagangan dan investasi di Filipina. “Saya juga ingin mengharapkan bantuan Yang Mulia untuk bisa memberikan pengecualian terhadap produk instan kopi dan keramik Indonesia dari price based special safeguard ,” katanya.
KTT ke-34 ASEAN digelar di Valaya Alongkorn Drawing Room, Hotel Athenee, Bangkok, Thailand. Jokowi juga mengungkapkan rasa terima kasihnya pada Pemerintah Filipina dalam pembebasan sandera Indonesia.
Baca Juga: Perang Dagang AS-China Bisa Ganggu Kesejahteraan Negara ASEAN
“Saya yakin, Yang Mulia sepakat, kita terus akan meningkatkan kerja sama keamanan termasuk di Laut Sulu dan sekitarnya,” ucapnya.
Kedua kepala negara itu juga membicarakan tuntasnya ratifikasi Perjanjian Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia-Filipina. “Saya menyambut baik selesainya proses ratifikasi Perjanjian batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia-Filipina,” kata Jokowi.
Rencananya pertukaran instrumen ratifikasi akan dilakukan oleh kedua menteri luar negeri di Jakarta pada Agustus 2019 mendatang. Ratifikasi ini akan memberikan kepastian hukum bagi penegakan hukum dan peningkatan kerja sama di bidang maritim.
“Saya mengusulkan kiranya kita dapat menugaskan tim kita untuk segera memulai negosiasi Landas Kontinen,” katanya.
Baca Juga: KTT ASEAN, Jokowi Ingatkan Dampak Perang Dagang
Jokowi juga sempat menyampaikan apresiasi atas dukungan Filipina terkait kerja sama Indo-Pasifik. “Saya sangat menghargai dukungan dan kontribusi Filipina terhadap pengembangan ASEAN Outlook on Indo-Pacific Cooperation,” tuturnya.
Outlook atau pandangan ASEAN mengenai Indo-Pacific yang merupakan usulan Indonesia dilaporkan diadopsi KTT ASEAN.
“Outlook ini mencerminkan sentralitas dan kekuatan ASEAN dalam menghormati prinsip-prinsip menjaga perdamaian, memperkuat budaya dialog, serta memperkokoh kerja sama,” kata Jokowi.
Dia menyampaikan apresiasi terhadap semua negara ASEAN yang memberikan kontribusi besar dalam pengembangan Outlook tersebut. Outlook ASEAN mengenai Indo-Pacific menjadi lebih penting artinya di tengah perkembangan dunia saat ini.
“Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China belum membaik,” kata Jokowi, karena dikhawatirkan perang dagang tersebut akan menjadi “multifront war”.
Jokowi mengatakan, ASEAN harus kuat, ASEAN harus bersatu, dan ASEAN harus mampu menjadi motor perdamaian serta stabilitas Asia Tenggara.