JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menilai penutupan gerai ritel modern yang dimiliki oleh PT Hero Supermarket Tbk, Giant, tidak berkaitan dengan maraknya transaksi perdagangan secara daring (online) lewat internet.
"Penutupan gerai ini tidak ada kaitannya dengan transaksi Online yang masih di bawah 10% dari total transaksi 'offline' melalui toko fisik," kata Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey, dikutip dari Antaranews, Jakarta, Senin (24/6/2019).
Roy mengaku bahwa Aprindo belum mendapatkan keterangan resmi dari Giant mengenai rangkaian penutupan gerai ini.
Baca Juga: Konsumen: Sangat Disayangkan Giant Tutup Beberapa Gerainya
Menurut dia, penutupan supermarket Giant di enam lokasi ini lebih karena alasan efisiensi agar korporasi dapat terus berusaha dan menghidupi bisnisnya.
Keenam gerai yang akan ditutup, kata Roy, akan direlokasi terhadap lokasi yang baru, yang lebih strategis dan memiliki potensi pendapatan lebih baik daripada gerai yang saat ini masih beroperasi.
Selain itu, ia menilai bahwa telah terjadi perubahan perilaku konsumen dari yang biasanya memasak di rumah dan berbelanja bahan pangan di supermarket, kini mereka lebih memilih untuk berkuliner.
Baca Juga: Giant Mampang Akan Ditutup, Karyawan Pasrahkan Nasib pada Perusahaan
"Adanya penurunan transaksi pangan, baik makanan dan minuman, akibat bergesernya perilaku konsumen. Konsumen lebih memilih kuliner di luar rumah sebagai gaya hidup masyarakat global," kata Roy.