Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Fakta-Fakta Neraca Dagang Surplus meski Tipis

Feby Novalius , Jurnalis-Selasa, 25 Juni 2019 |11:00 WIB
Fakta-Fakta Neraca Dagang Surplus meski Tipis
foto: Okezone
A
A
A

JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2019 mengalami surplus sebesar USD210 juta. Surplus Mei 2019 disebabkan oleh surplus sektor non migas sebesar USD1,19 miliar. Sementara sektor migas mengalami defisit sebesar USD977 juta.

Berikut fakta-fakta terkait neraca perdagangan Mei, yang dirangkum dari Koran Sindo, Selasa (25/6/2019):

1. Surplus Neraca Perdagangan

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, penyebab dari defisit pada sektor migas adalah mi nyak mentah dan hasil minyak. Sementara gas masih surplus sebesar USD621,9 juta.

“Alhamdulillah, pada Mei 2019 ini surplus meski hanya USD0,21 miliar. Meski tidak besar, seti daknya memberikan sinyal positif,” ujarnya di Jakarta, kemarin.

Baca Juga: Neraca Dagang Surplus, BI: Positif ke Transaksi Berjalan

Secara kumulatif neraca perdagangan Indonesia selama Januari-Mei 2019 masih mengalami defisit sebesar USD2,14 miliar. Ini karena defisit migas mencapai USD3,7 miliar, sedangkan non migas masih mencatat surplus sebesar USD1,6 miliar.

2. PR Neraca Perdagangan

Suhariyanto mengatakan, pemerintah harus terus berupaya memperbaiki neraca perdagangan dengan menggenjot ekspor melalui berbagai cara termasuk mengurangi ekspor berbasis komoditas.

“Harus hilirisasi, diversifikasi pasar dan produk supaya ekspor produktif serta pemberian insentif untuk mendorong ekspor,” ungkapnya.

Menurut dia, pengendalian impor yang dilakukan pemerintah sudah menjadi solusi tepat. “Ini memperhatikan per ekonomian global yang masih dipenuhi ketidakpastian dan harga komoditas yang cenderung menurun,” katanya.

3. Ekspor RI Meningkat

Nilai ekspor Indonesia pada Mei 2019 mencapai USD14,74 miliar atau meningkat 12,42% dibandingkan ekspor April 2019. Sementara jika dibandingkan Mei 2018 menurun 8,99%.

Ekspor nonmigas Mei 2019 mencapai USD13,63 miliar, naik 10,16% dibandingkan April 2019. Sementara di banding ekspor nonmigas Mei 2018 turun 6,44%. Peningkatan terbesar ekspor nonmigas Mei 2019 terhadap April 2019 terjadi pada lemak dan minyak hewani/nabati sebesar USD178,0 juta (14,97%), sedangkan penurunan terbesar terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam sebesar USD131,1 juta (49,05%).

“Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Mei 2019 mencapai USD68,46 miliar atau menurun 8,61% di banding periode sama tahun 2018. Demikian juga ekspor non migas mencapai USD63,12 mi liar atau menurun 7,33%,” ujarnya.

Baca Juga: Neraca Dagang Surplus USD210 Juta, Menko Darmin: Ini Baik

Menurut sektor, ekspor pertanian pada Mei 2019 mengalami peningkatan dibanding kan bulan sebelumnya maupun tahun sebelumnya. Secara month-to-month (mtm), ekspor pertanian naik 25,19% yang disumbang dari sarang burung, kopi, hasil hutan, dan kayu lainnya.

“Berbeda dengan ekspor industri pengolahan yang sebesar USD11,16 miliar pada Mei 2019. Dibanding bulan sebelumnya, ekspor industri pengolahan mengalami peningkatan. Komoditas yang meningkat cu - kup besar adalah minyak kelapa sawit, pakaian jadi, dan tekstil. Sementara secara year-on-year (yoy) tumbuh negatif 4,99%,” kata Suhariyanto.

Sektor pertambangan seca ra mtm maupun yoy mengalami pertumbuhan negatif. Hal ini karena dipengaruhi penurunan harga komoditas. “Secara mtm turun 1,76% dan yoy juga turun 14,33%,” katanya.

Ekspor nonmigas Mei 2019 ter besar ke China senilai USD2,23 miliar, disusul Amerika Serikat USD1,63 miliar, dan Jepang USD1,20 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 37,17%. Sementara ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar USD1,38 miliar.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement