JAKARTA - Investasi sektor properti diperkirakan bakal terdampak perang dagang antara Amerika Serikat-China karena ketegangan dagang tersebut memengaruhi pertumbuhan global dan perdagangan antarnegara.
"Kondisi pasar properti tidak bisa dipisahkan dengan kondisi ekonomi karena sebagai sektor bisnis pasti terkait dengan pergerakan fundamental ekonomi," kata Head of Research and Consultancy Savills Indonesia Anton Sitorus seperti dikutip Antaranews, Jakarta, Rabu (26/6/2019).
Apalagi, ujarnya, situasi perekonomian global masih berkutat terhadap pemulihan global yang dibayang oleh kondisi perang dagang antara AS dan RRC.
Baca Juga: Viral, Ada Perumahan di Atas Thamrin City!
Menurut dia, dampak dari kondisi tersebut memiliki efek yang sedemikian besar terhadap aktivitas perekonomian dunia.
"Secara global hal ini akan membayangi perekonomian dunia akibat dari recovery (pemulihan) yang masih melambat," ucapnya.
Untuk Indonesia, lembaga FocusEconomics memprediksi pertumbuhan Indonesia akan tumbuh 5,2% pada tahun 2019, sedangkan target pemerintah pada 2019 adalah sekitar 5,3%.
Indonesia, lanjutnya, juga mendapatkan kenaikan peringkat investasi dari Moody dan S&P sehingga hal tersebut juga memberikan gambaran perekonomian nasional yang cukup positif dan optimistis.
Baca Juga: Jakarta Peringkat ke-20 Indeks Kota Global Berdaya Tahan
Anton juga mengingatkan bahwa beberapa waktu ke depan akan ada KTT G-20 yang juga dijadwalkan adanya rencana pertemuan antara AS dan China yang juga akan membahas mengenai kondisi perdagangan.
Ia berpendapat bahwa dengan adanya pemberitaan positif akan kemungkinan hasil pembicaraan antara AS dan China pada KTT G-20, maka bila tensi perang dagang mereda akan membuat kondusif perekonomian nasional termasuk sektor properti.
"Kalau skenario ini berlangsung dengan baik, kita yakin sektor properti akan rebound cukup kencang di tahun-tahun ke depan," ujarnya.