JAKARTA - Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, terletak relatif jauh dari pusat kota dan dikhawatirkan kurang menarik minat masyarakat.
Meski begitu, pengembangan bandara ini diyakini akan berdampak positif pada perekonomian Jawa Barat.
Bandara Kertajati, yang letaknya hampir tiga jam perjalanan dengan mobil dari Bandung, adalah bandara terbesar di Indonesia kedua setelah Soekarno-Hatta di Jakarta.
Baca Juga: Pengalihan Penerbangan ke Bandara Kertajati, Ini Catatan Menhub
Bandara ini resmi melayani 12 rute domestik yang dilimpahkan dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung, pada 1 Juli 2019.
Sebelumnya, bandara yang diresmikan pada pertengahan tahun lalu itu, hanya melayani satu rute, yaitu Kertajati-Surabaya, karena 11 rute lainnya sepi peminat.
Pengamat penerbangan dari lembaga Aviatory Indonesia, Ziva Narendra, menyebut pembangunan bandara tersebut terkesan tergesa-gesa dan "agak dipaksakan" mengingat posisinya "yang kurang strategis".
Tapi, PT Angkasa Pura II selaku operator bandara yakin bandara, yang dibangun di atas lahan seluas 1.800 hektare ini, diminati masyarakat dan akan berperan penting dalam menggenjot perekonomian di Jawa Barat.
Mengapa ada peralihan rute dari Bandung?
Dalam keterangan terulis Dirjen Perhubungan Darat, Direktur Bandar Udara, Pramintohadi Sukarno, menyebut pertumbuhan lalu lintas udara di Jawa Barat sudah tidak terakomodasi oleh Bandara Husein Sastranegara.
Baca Juga: Bandara Kertajati Akan Segera Dilengkapi Hotel dan Pusat Oleh-Oleh
Sepanjang 2016-2018, ujarnya, jumlah penumpang tumbuh 6% menjadi 3,86 juta, sementara kargo tumbuh 40% jadi 19,21 juta kilogram, dan lalu lintas pesawat tumbuh 11% jadi 31.865 pergerakan pesawat.
"Jadi mau tidak mau harus pindah karena Bandara Husein sudah maksimal dikembangkan," jelas Pramintohadi.
Penerbangan internasional serta penerbangan yang menggunakan pesawat propeller (baling-baling) masih terbang dari Bandara Husein Sastranegara.
Bandara Kertajati, saat ini memiliki kapasitas lima juta penumpang per tahun, dan kapasitasnya akan ditingkatkan meningkat menjadi sekitar 29,3 juta penumpang per tahun.
Nurfitha Hasanah, yang bekerja di Majalengka, mengatakan keberadaan bandara itu sangat membantunya.
"Karena rumah saya di Surabaya, saya lebih sering pulang kampung. Pas banget," kata Nurfitha, yang telah beberapa kali terbang dari Bandara Kertajati.