Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Karyanto Suprih mengatakan, pertumbuhan waralaba di 2019 sejalan dengan prediksi momentum pertumbuhan ekonomi nasional yang diproyeksikan tumbuh mencapai 5,3%. Pada kuartal I/2019 pertumbuhan ekonomi nasional tumbuh tipis secara tahunan. Dia semakin optimistis karena peluang usaha waralaba lebih mudah karena pelaku tidak harus mulai dari awal.
”Sekarang juga dimudahkan dengan sistem perizinan semakin mudah dan kondusif. Waralaba juga mendukung ekonomi kerakyatan karena semua bisa ikut serta,” ujar Karyanto.
Baca juga: Gurauan Mendag Sebut Martabak Kaesang Lebih Maju dari Mebel Jokowi
Berdasarkan Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW) di Kemendag, terdapat 90 merek waralaba lokal dengan legalitas. Merek inilah yang potensial untuk pangsa pasar besar kelas ekonomi menengah dan generasi muda.
”Sektor F&B juga dilihatnya akan semakin menjamur karena para milenial butuh tempat untuk bersosialisasi,” katanya.
Secara khusus Karyanto juga menyebut beberapa merek waralaba telah mencapai skala internasional seperti Alfamart, JCO, Kebab Turki, dan Martha Tilaar. Usaha ini memberikan multiplier efek dalam meningkatkan nilai ekspor.
Baca juga: Mendag: Waralaba, Modal Kecil Tetap Bisa Jadi Pengusaha
”Daya saing tinggi para pelaku didukung pemerintah dengan pembinaan. Kemudian juga pengakuan dari pemerintah akan berikan kepastian hukum dan kepercayaan terhadap merek. Ini fondasi keberhasilan bisnis yang disiapkan pemerintah,” ujarnya.
Terkait dengan IFRA 2019, Presiden Direktur Dyandra Promosindo Hendra Noor Saleh menargetkan pengunjung yang datang sebanyak 17.500 orang dengan transaksi mencapai Rp800 miliar.
Target tersebut naik signifikan dibandingkan transaksi pada tahun lalu mencapai Rp675 miliar. ”Transaksi yang bisa terjadi kami yakin bisa mencapai Rp1 triliun. Ini signifikan karena sekarang era milenial semua ingin bisnis dengan cepat,” ujarnya.
(Fakhri Rezy)