Pria yang akrab disapa Kecuk tersebut menyatakan, pada komoditas non migas yang mengalami penurunan impor terendah adalah plastik dan barang dari plastik USD131,8 juta, ampas/sisa industri makanan USD166,7 juta, besi dan baja USD213 juta, mesin dan peralatan listrik USD376,8 juta, mesin-mesin/pesawat mekanik USD399,6 juta.
Sedangkan komoditas yang mengalami peningkatan impor tertinggi yakni alumunium USD143,2 juta, perhiasan/permata USD132,6 juta, gula dan kembang gula USD16,7 juta, kain rajutan USD13,5 juta, serta kendaraan bermotor/komponen, terbongkar USD10,3 juta.
Adapun secara sepanjang Januari-Juni 2019 kinerja ekspor Indonesia tercatat mencapai USD82,25 miliar. Realisasi ini lebih rendah 7,73% dari periode Januari-Juni 2018 yang sebesar USD89,95 miliar.
(Dani Jumadil Akhir)