Pada 2016 China mampu menyelesaikan pembangunan 86 gedung dengan ketinggian di atas 200 meter. Kenapa China mendo minasi dalam pembangunan gedung bertingkat? “China selalu melakukan disrupsi dalam industri konstruksi global, khususnya baja,” demikian keterangan CTBUH dilansir CNN.
Selain itu, China juga memberikan kelonggaran dalam pembiayaan utang dan per tumbuhan ekonomi domestik yang sangat tinggi. Untuk peringkat kedua adalah Amerika Serikat dengan 13 gedung pencakar langit yang selesai. Itu meningkat dibandingkan 2017 di mana hanya 10 gedung.
Posisi selanjutnya adalah Uni Emirat Arab dengan 10 gedung pencakar langit. Posisi keempat adalah Malaysia dengan penyelesaian tujuh gedung pencakar langit. Lantas, kawasan mana yang paling berkembang dalam pembangunan gedung pencakar langit?
CTBUH menyebutkan Asia tetap mendomi nasi dalam pembangunan gedung bertingkat pada 2018 dengan jumlah 109 gedung pencakar langit atau 76% dari total di seluruh dunia. Jumlah itu sebenarnya mengalami penurunan dibandingkan 2017 di mana terdapat penyelesaian pembangunan 113 gedung pencakar langit di atas 200 meter.
Kalau di Timur Tengah hanya 13 gedung pencakar langit. Sedangkan Amerika Utara hanya 16 gedung pencakar langit. Bagaimana di Eropa? Ternyata hanya satu gedung yakni Nurol Life di Istanbul Turki dengan ketinggian 220 meter.
Serapan Tinggi
Head of Markets lembaga riset Jones Lang LaSalle (JLL) Angela Wibawa mengatakan, total penyerapan ruang perkantoran di triwulan kedua di Jakarta mencapai 24.000 meter persegi di kawasan pusat bisnis atau Central Business District (CBD) dengan perusahaan berbasis teknologi mengambil porsi sebesar 43%.
“Untuk di kawasan non-CBD terjadi penyerapan yang lebih tinggi. Ini disebabkan oleh tiga gedung perkantoran yang selesai dibangun dan salah satunya digunakan oleh pemilik gedung,” ungkapnya.
Hasil riset yang dilakukan oleh JLL juga menunjukkan, total penyerapan ruang sewa perkantoran CBD selama semester pertama 2019 juga tergolong baik karena telah melebihi 50% dari total rata-rata penyerapan selama 10 tahun terakhir. Tingkat hunian juga tetap stabil dari triwulan sebelumnya.
Namun, harga sewa perkantoran turun sebesar 1,3% untuk bangunan kelas A. Di sektor ritel, tingkat permintaan masih cukup stabil dengan sektor fast fashion dan makanan minuman (F&B) sebagai peritel yang paling aktif. Tingkat penjualan kondominium masih berada pada posisi yang lemah. Namun, revisi peraturan pajak diharapkan dapat memberikan sentimen positif bagi pasar kondominium.