Melihat secara rinici, perlambatan untuk peredaran M1 khususnya uang kartal, kata Halim, diakibatkan adanya pergeseran penggunaan ke uang elektronik.
"Penggunaan uang elektronik akan menurunkan penggunaan uang kertas. Secara struktural uang beredar akan menurun. Kalau ada kemajuan uang elektronik," jelasnya.
Sedangkan untuk perlambatan peredaran M2 khususnya untuk tabungan deposito, menurutnya, diakibatkan oleh pertumbuhan ekonomi yang belum tumbuh dengan cukup pesat.
"Jadi ini beberapa hal kenapa uang beredar Indonesia relatif melambat," ucap dia.
Sekadar diketahui, BI mencatat peredaran uang M2 pada Juni 2019 tercatat Rp5.911,2 triliun atau tumbuh 6,8% (year on year/yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan Mei 2019 yang sebesar 7,8% yoy. Sedangkan untuk posisi peredaran uang M1 hanya tumbuh 4,5% yoy pada Juni 2019 dari posisi bulan sebelumnya yang tumbuh 7,4% yoy.
(Dani Jumadil Akhir)