Pada 2018 hal tersebut dilakukan sebanyak dua kali. Sementara pada 2017 tidak terjadi pemadaman mesin mendadak karena pasokan listrik yang lancar.
“Kalau enam kali padam berarti kerugian USD25 juta dikalikan enam,” pungkas Fajar, demikian dikutip dari Antaranews, Senin (5/8/2019).
Hal ini membuat pelaku industri petrokimia bertanya-tanya terkait ketahanan PLN dalam mensuplai listrik kepada dunia industri.
Namun, yang lebih mengkhawatirkan menurut Fajar adalah tingkat kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya dalam membangun industri yang padat investasi ini di dalam negeri.
“Yang paling dipikirkan adalah kepercayaan investor. Ini sebetulnya yang harus dijaga,” pungkas Fajar.
(Feby Novalius)