Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, di era seperti saat ini, transformasi ekonomi merupakan prasyarat dari peningkatan dan kesinambungan pertumbuhan serta penanggulangan kemiskinan, sekaligus pendukung bagi keberlanjutan pembangunan.
Dengan transformasi, diharapkan dapat menggeser struktur ekonomi yang semula berbasis komoditas, menjadi ekonomi berbasis investasi, produksi dan pelayanan yang memiliki nilai tambah tinggi. Hal ini dapat meningkatkan daya saing perekonomian Indonesia dan kualitas hidup masyarakat.
“Substansi yang kita angkat itu adalah subtansi yang bagian dari kelanjutan yang sudah berjalan dalam empat tahun ini,” ucapnya.
Darmin mengatakan, selama ini transformasi ekonomi yang dulunya dikenal dengan istilah transformasi struktural hanya membuat peralihan tenaga kerja pindah dari desa ke kota.
“Transformasi struktural diarahkan pada peralihan tenaga kerja dari sektor berbasis sumber daya alam (SDA) ke sektor yang menciptakan nilai tambah misalnya industri. Tetapi hal ini memicu terjadinya urbanisasi dari desa ke kota” jelasnya.
Sementara, transformasi ekonomi yang saat ini digagas oleh pemerintah berfokus pada pemanfaatan potensi desa sebagai basis pertumbuhan ekonomi daerah, yang akan berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat.
"Jadi, tidak perlu misalnya petani di desa pindah ke kota menjadi buruh, namun dengan transformasi ekonomi mereka tetap bertani dengan lebih efisien memanfaatkan infrastruktur yang memadai dan teknologi pertanian yang maju, serta kepastian adanya off taker yang akan membeli produk pertaniannya dengan harga yang baik," jelas Darmin.
(Rani Hardjanti)