Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Resesi Memudar, Wall Street Kembali Perkasa

   Resesi Memudar, Wall Street Kembali Perkasa
Foto: Wall Street Menguat (Shutterstock)
A
A
A

NEW YORK - Saham-saham di Wall Street lebih tinggi pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), mengakhiri pekan ini dalam catatan positif, karena kekhawatiran resesi berkurang dan pasar sedikit didukung oleh pelonggaran pasar obligasi AS serta serangkaian data ekonomi beragam.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 306,62 poin atau 1,20% menjadi ditutup di 25.886,01. Indeks S&P 500 meningkat 41,08 poin atau 1,44% menjadi berakhir di 2.888,68. Indeks Komposit Nasdaq ditutup bertambah 129,38 poin atau 1,67% menjadi 7.895,99.

 Baca Juga: Wall Street Menguat Ditopang Pasar Obligasi

Semua dari 11 sektor utama S&P 500 diperdagangkan lebih tinggi di sekitar penutupan pasar, dengan sektor industri naik lebih dari 1,9%, memimpin keuntungan.

Seluruh 30 saham unggulan atau blue-chip di Dow memperpanjang kenaikan, dengan saham Walgreens Boots Alliance dan JPMorgan Chase masing-masing naik 2,41% dan 2,40%, berada di antara saham yang berkinerja terbaik.

Saham Nvidia melonjak 7,25%, setelah raksasa teknologi AS itu melaporkan laba kuartal kedua yang melampaui perkiraan pasar, karena permintaan chip grafis khusus untuk video game.

Imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10-tahun dan 30-tahun telah meningkat sepanjang Jumat (16/8/2019), bangkit kembali dari kerugian mendalam di hari-hari sebelumnya, yang mengurangi kekhawatiran investor atas potensi resesi.

 Baca Juga: Wall Street Bangkit Ditopang Penjualan Ritel, Abaikan Isu Resesi

Imbal hasil obligasi pemerintah 10-tahun naik menjadi 1,56%, memperlebar kesenjangannya dengan imbal hasil surat utang pemerintah 2 tahun, yang mencapai 1,49% pada penutupan pasar.

Sementara itu, para pelaku pasar mencerna sejumlah data beragam sejak Kamis (15/8/2019), di antaranya laporan pembelanjaan konsumen yang kuat pada Juli memberi pasar dukungan tepat waktu.

 Ilustrasi wall street

Di sisi ekonomi, sentimen konsumen AS menurun pada awal Agustus menjadi 92,1, menandai level terendah sejak awal tahun, menurut survei konsumen Universitas Michigan.

"Kebijakan moneter dan perdagangan telah meningkatkan ketidakpastian konsumen, tetapi bukan pesimisme, tentang prospek keuangan masa depan mereka," kata survei itu, seraya menambahkan bahwa konsumen bereaksi keras terhadap usulan kenaikan tarif impor China pada September. Demikian dikutip Antaranews.

 Ilustrasi wall street

Namun belanja konsumen AS tetap kuat, karena penjualan ritel dan layanan makanan naik 0,7% menjadi USD523,5 miliar pada Juli, menyusul kenaikan 0,3% pada Juni. Demikian laporan Biro Sensus AS

Keuntungan tersebut ditunjukkan di berbagai sektor bulan lalu, termasuk ritel daring, toko grosir, ritel pakaian, dan toko peralatan elektronik.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement