JAKARTA - Suplai properti residensial di DKI Jakarta mengalami penurunan sebesar 19% dibandingkan kuartal sebelumnya. Indeks suplai properti residensial di DKI Jakarta pada kuartal II-2019 berada pada titik 98,4.
Kendati demikian, pergerakan suplai ini dinilai masih sejalan dengan tren suplai properti tahunan.
“Pengembang dan penjual pada umumnya lebih gencar memasarkan properti pada kuartal pertama dan ketiga,” ujar Head of Marketing Rumah.com Ike Hamdan dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Selasa (20/8/2019).
 Baca Juga: Ada MRT, LRT hingga Ganjil Genap Bikin Harga Rumah di Jakarta Kian Mahal
Pada kuartal genap, lanjutnya, pengembang bersikap menunggu karena konsumen lebih disibukkan dengan konsumsi sepanjang hari raya dan libur akhir tahun. Jakarta Barat dan Jakarta Timur mengalami penurunan suplai terbesar, masing-masing 22% dan 21% secara kuartalan.
Adanya penurunan suplai properti di Jakarta dan aturan pembatasan kendaraan roda empat diperkirakan bisa meningkatkan harga properti khususnya apartemen yang berlokasi di dekat sarana transportasi umum, baik MRT, LRT maupun Transjakarta.
 Baca Juga: Hunian Dekat Stasiun KRL Paling Dicari, Harga Rumah di Depok Paling Melesat
Hunian di dekat sarana transportasi umum, lanjutnya, saat ini menjadi pilihan bagi para pencari hunian di Jakarta. Dengan berbagai aturan pembatasan kendaraan bermotor khususnya roda empat, baik perluasan ganjil genap maupun rencana penerapan ERP (Electronic Road Pricing) maka hunian yang memiliki kedekatan akses menuju transportasi umum akan memudahkan mobilitas para penghuninya menuju tempat aktivitas atau pekerjaannya karena dinilai lebih efisen, terhindar dari kemacetan dan lebih hemat
Â
Follow Berita Okezone di Google News
(dni)