JAKARTA - PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) membukukan kontrak baru sebesar Rp6,1 triliun sepanjang paruh pertama 2019. Pasalnya, besaran tersebut tidak terlalu besar.
Direktur Keuangan Adhi Karya Enthus Asnawi mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan kontrak baru yang dibukukan oleh perseroan tidak terlalu tinggi. Salah satunya adalah eskalasi situasi politik dalam negeri. Namun, dengan situasi politik yang sudah relatif lebih stabil, Perseroan optimis kontrak baru bisa lebih tinggi lagi.
Baca juga: Adhi Karya Kantongi Kontrak Baru Rp4,6 Triliun hingga Mei
"Untuk perolehan kontrak memang agak rendah karena tahun politik atau pemilu. Diharapkan tahun ke depan lebih tinggi lagi," ujarnya saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (21/8/2019).
Enthus menjelaskan, mayoritas kontrak baru berasal dari proyek BUMN (76 persen) untuk menggarap gedung (75 persen).
Baca juga: Realisasi Kontrak Baru Adhi Karya Capai Rp3 Triliun
Salah satu kontrak baru yang berhasil dicapai yaitu pembangunan Gedung Bank Mandiri cabang Jakarta senilai Rp 207,3 miliar. "Untuk anchor proyek memang masih didukung proyek LRT, properti dan konstruksi," ucapnya.