Dalam upaya pengembangan produk mete dan olahan lainnya untuk tujuan ekspor, saat ini minyak Kulit Biji Mete (Cashew Nut Shell Liquid/CNSL) cukup prospektif dikembangkan sebagai bahan Perekat Furnitur dan India banyak menggunakan minyak kulit jambu mete untuk bahan perekat tersebut karena mengandung senyawa kardanol yang tinggi (20-30%) yang potensial sebagai pengganti fenol dari minyak bumi, selain itu memiliki harga yang tinggi di pasaran.
Selain itu CNSL dimanfaatkan sebagai bahan perstisida nabati, industri cat, bahan anti karat, lecquer, bahan pembungkus kabel, bahan oli rem mobil dan pesawat terbang, pembuatan kampas rem kendaraan bermotor serta sebagai bahan bakar (yang renewable).
“Salah satu upaya yang dilakukan antara lain fasilitasi penyediaan alat pascapanen dan pengolahan dan melakukan pelatihan dan advokasi ke petani tentang pentingnya menghasilkan produk turunan dengan kualitas dan kuantitas yang baik sehingga bernilai tambah tinggi. Selain itu terkait jaminan produksi, saat ini memang kendala pengembangan mete Indonesia adalah rendahnya produktivitas karena banyaknya tanaman tua sehingga perlu dilakukan peremajaan tanaman. Melalui program BUN-500, upaya dari penyediaan benih yang unggul diharapkan dapat berkontribusi dalam program peremajaan tanaman selain dari pemenuhan sarana produksi lainnya,” katanya.
Tentunya juga upaya-upaya yang dilakukan perlu didukung dengan peran dari perindustrian dalam mendorong fasilitasi pengembangan usaha skala rumah tangga, kecil dan menengah karena pekebun mete sebagian besar merupakan perkebunan rakyat dengan skala usaha yang golongan pendapatan menengah ke bawah sehingga pemerintah harus hadir.
(Feby Novalius)