NEW YORK - Kurs dolar AS jatuh terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), sementara pound Inggris terangkat oleh rancangan undang-undang untuk mencegah Brexit tanpa kesepakatan pada akhir Oktober, meredakan kekhawatiran pasar atas keadaan ekonomi Inggris di masa depan.
Dewan Perwakilan Inggris mengesahkan RUU tersebut dalam pembacaan akhir dengan 327 suara berbanding 299, yang berarti pemerintah harus memperpanjang batas waktu Brexit melebihi 31 Oktober, jika kesepakatan tidak dapat dicapai dengan Uni Eropa saat itu.
Baca juga: Dolar AS Lesu, Giliran Poundsterling yang Perkasa
Sebagai tanggapan, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, yang bersumpah untuk membawa negaranya keluar dari Uni Eropa pada 31 Oktober dengan atau tanpa kesepakatan, meminta anggota parlemen untuk mendukung rencananya mengadakan pemilihan umum awal pada 15 Oktober.
Mengutip antaranews, dolar AS juga tertekan oleh kekhawatiran kinerja ekonomi, setelah ukuran manufaktur AS dari lembaga riset swasta Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan sektor ini mengalami kontraksi pada Agustus.
Baca juga: Dolar AS Lebih Kuat Ditopang Meredanya Perang Dagang
Indeks Pembelian Manajer (PMI) sektor manufaktur AS pada Agustus tercatat 49,1 persen, turun 2,1 poin persentase dari angka Juli, menurut Manufacturing ISM Report On Business yang dirilis pada Selasa (3/9/2019).
Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, sebut Xinhua, turun 0,55 persen menjadi 98,4505 pada akhir perdagangan.