Namun demikian, beberapa analis mencatat fundamental keseluruhan pasar minyak tetap mengecewakan.
"Namun harga minyak tetap fokus pada perang perdagangan dan semakin lama kita tidak melihat tanggal yang dijadwalkan untuk pertemuan tatap muka antara pejabat China dan AS, semakin besar kemungkinan kita bisa melihat pengujian ulang dari posisi terendah musim panas," Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York, mengatakan dalam sebuah laporan.
Presiden AS Donald Trump memperingatkan pada Selasa (3/9/2019) bahwa ia akan "lebih keras" terhadap Beijing dalam masa jabatan kedua jika pembicaraan perdagangan berlarut-larut, menambah kekhawatiran pasar bahwa perselisihan perdagangan antara kedua negara dapat memicu resesi AS.
Data AS yang dirilis pada Selasa (3/9/2019) menunjukkan aktivitas manufaktur mengalami kontraksi pada Agustus untuk pertama kalinya dalam tiga tahun, sementara aktivitas zona euro menyusut untuk bulan ketujuh.
“Minyak mentah tetap bermasalah oleh laporan bahwa produksi dari OPEC, Rusia dan AS semua naik bulan lalu. Ini (datang) pada saat kekuatan pertumbuhan permintaan, karena pesimisme perang perdagangan, semakin dipertanyakan,” kata ahli strategi komoditas Saxo Bank, Ole Hansen.
Kepala keuangan (CFO) BP Plc, Brian Gilvary mengatakan kepada Reuters bahwa permintaan minyak global diperkirakan akan tumbuh kurang dari satu juta barel per hari (bph) pada 2019 karena konsumsi melambat.
Tetapi pasokan tampaknya akan tetap terkendala karena para pejabat dan sumber-sumber Rusia dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak mengindikasikan negara-negara itu akan tetap berkomitmen pada perjanjian mereka untuk mengendalikan produksi meskipun terjadi goncangan di industri minyak Arab Saudi.
Dalam tanda kemungkinan ketegangan mereda di Teluk yang kaya energi, televisi pemerintah Iran melaporkan pada Rabu (4/9/2019) bahwa Teheran akan membebaskan tujuh anggota awak kapal tanker berbendera Inggris yang ditahan, Stena Impero.
Kapal itu ditangkap dua minggu setelah Inggris menahan sebuah kapal tanker Iran dari wilayah Gibraltar yang dilepas kembali pada Agustus.
(Fakhri Rezy)