“Makanya sekarang itu banyak negara APBN-nya defisit. Suku bunga sangat rendah bahkan ada yang nol. Jadi ekonomi ini disanggah dengan ekspansi dan monetary policy yang rate rendah, serta quantitative easing," jelasnya.
Oleh karenanya, untuk menghadapi situasi ini pemerintah berupaya menjaga agar APBN-nya tetap sehat dengan defisit selalu di bawah 2% dan rasio utang terhadap PDB sekitar 30%. Kebijakan moneter yang diambil oleh Bank Indonesia (BI) juga diarahkan agar ahead the curve.
"Memang bukan hanya resesi, tetapi kita juga menghadapi masalah fundamental, struktural dan spillover. Menjaga agar makro policy sound, tentu kita menggunakan setiap Rupiah untuk address yang isunya fundamental," jelasnya.
(Feby Novalius)