Secara rinci, komoditas non migas yang mengalami penurunan ekspor terendah terjadi pada alas kaki sebesar USD47,7 juta, mesin/peralatan listrik USD69,6 juta, karet dan barang dari karet USD72,8 juta, berbagai produk kimia USD74,5 juta. serta bahan bakar mineral USD157,9 juta.
Sedangkan yang mengalami peningkatan ekspor tertinggi yakni lemak dan minyak hewan/nabati sebesar USD16,1 juta, benda-benda dari besi dan baja USD33,8 juta, bahan kimia anorganis USD39 juta, timah USD42,4 juta, serta perhiasan/permata sebesar USD168,8 juta.
Adapun sepanjang Januari-Agustus 2019 kinerja ekspor Indonesia tercatat mencapai USD110,07 miliar. Realisasi ini lebih rendah 8,28% dari periode Januari-Agustus 2018 yang sebesar USD120,01 miliar.
"Upaya memacu ekspor ini memang menghadapi tantangan luar biasa, karena ekonomi duania melambat, dan ekspor di negara-negara mitra Indonesia seperti China, Amerika Serikat dan Singapura juga melambat karena ekonomi mereka juga melambat. Sedangkan perang dagang masih berlangsung dan harga komoditas masih fluktuatif," katanya.
(Dani Jumadil Akhir)