JAKARTA - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) memberikan apresiasi kepada pemerintah untuk memajukan ekonomi nasional. Salah satunya adalah pembangunan infrastruktur yang cukup masif dilakukan oleh pemerintah diberbagai daerah.
Ketua Umum BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bahlil Lahadalia mengatakan, pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah diyakini mampu meningkatkan pemerataan ekonomi di Tanah Air. Karena yang semula hanya berpusat di Jawa, kini seluruh daerah bisa merasakan manfaat ekonomi.
Baca Juga: Presiden Jokowi Ingatkan Pengusaha Jaga Konsumen agar Tak Direbut Asing
Hal itu dibuktikan dengan berkurangnya penguasaan akses ekonomi para konglomerat. Pada 2014, setiap satu 1% konglomerat di Indonesia menguasi 50,2% akses ekonomi nasional.
"Sekarang (akses ekonomi konglomerat) turun jadi 46%. Ini adalah sebuah prestasi yang tidak bisa dinaifkan dan harus diakui bahwa ini adalah kerja besar pemerintah untuk mewujudkan pemerataan ekonomi," ujarnya di Munas Hipmi di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (16/9/2019)
Baca Juga: Hipmi Ingin Pengusaha Muda Jadi Konglomerat Baru Indonesia
Dari sisi makro lanjut Bahlil, pemerintah juga berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi di atas 5%. Kemudian menjaga inflasi di bawah kisaran 3,5% hingga menurunkan gini rasio dari 4% menjadi 3,89%.

Selain itu, peningkatan ekonomi juga terlihat dari jumlah pengusaha nasional saat ini mengalami peningkatan. Berdasarkan data Hipmi, semula jumlah pengusaha nasional hanya 1,6% kemudian naik menjadi 3,1% dari jumlah penduduk Indonesia.
"Aspek lain mengatakan bahwa Hipmi harus bermitra strategis dengan pemerintah dalam rangka memberikan ruang regulasi yang positif bagi pengembangan usaha nasional untuk menjadi tuan rumah di negeri sendiri," kata Bahlil.

Meski begitu lanjut Bahlil, dirinya mengingatkan agar capaian tersebut tak membuat pemerintah dan pengusaha berbangga diri. Pasalnya, jumlah pengusaha Indonesia saat ini masih tertinggal ketimbang negara-negara Asia Tenggara lainnya.
"Filipina misalnya dia sudah 4%, Singapura 7%, Malaysia 5%, dan Thailand 5,6%. Kita masih sangat jauh di bawah, dan oleh karena itu kita harus melanjutkan untuk menyebarkan virus entrepreneurship," katanya.
(Dani Jumadil Akhir)