Sedangkan yang mengalami peningkatan nilai ekspor tertinggi yakni bijih, kerak, dan abu logam sebesar USD267 juta, lemak dan minyak hewan/nabati USD160,5 juta, besi dan baja USD119,5 juta, berbagai makanan olahan USD76,2 juta, serta kapal laut USD70 juta.
Adapun sepanjang Januari-September 2019 kinerja ekspor Indonesia tercatat mencapai USD124,17 miliar. Realisasi ini lebih rendah 8% dari periode Januari-September 2018 yang sebesar USD134,96 miliar.
"Tentunya realisai ini terdampak juga dari perlambatan ekonomi berbagai negara mitra dagang utama Indonesia seperti China dan Amerika Serikat, sehingga permintaan juga turun. Di samping juga fluktuasi harga komoditas di dunia," jelasnya.
(Fakhri Rezy)