JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso memastikan pasokan beras milik Bulog cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga akhir 2019. Lantaran, stok beras yang tersimpan di gudang Bulog mencapai 2,3 juta ton.
Menurutnya, stok yang melimpah tersebut dikarenakan penyaluran beras lewat operasi pasar maupun Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) cukup rendah. Sebenarnya, hal ini juga mencerminkan kebutuhan beras dalam negeri belum begitu melonjak, di sisi lain persediaan beras di pasar tradisional maupun Pasar Induk Beras Cipinang masih memadai.
Baca juga: Bulog: Stok Beras 2019 Capai 2,3 Juta Ton dan Masih Naik Lagi
"Sehingga soal harga naik nah ini sedang kami pelajari. Kenapa harga naik padahal stok banyak, kan di pasaran juga banyak, apalagi di Bulog," kata dia saat ditemui di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (15/10/2019)
Dia menyatakan, penyaluran beras lewat operasi pasar hanya sebesar 3.000-4.000 ton per hari, jauh di bawah target Bulog yang sebanyak 15.000 ton per hari, meskipun harga yang dipatok lebih murah. Menurutnya, berbagai penyalur beras belum mau menerima stok dari Bulog karena pasokannya yang dimiliki masih banyak.
"Kami sudah intervensi, jualan lewat operasi pasar tapi ternyata faktanya penyerapannya kecil," tambahnya.
Mantan Kepala Badan Narkotika Nasional itu mengatakan, penyaluran beras terbanyak terjadi di wilayah Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Memang terjadi kenaikan harga nasional secara perlahan namun masih wajar, mengingat saat ini tengah memasuki musim tanam dan panen raya baru tiba pada bulan April 2020.