IMF mencatat kebijakan moneter telah memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Bank-bank sentral utama di dunia dengan tepat melonggarkan kebijakan moneternya, sehingga mengurangi risiko penurunan pertumbuhan ekonomi.
"Dalam penilaian kami, tanpa adanya stimulus moneter seperti itu, pertumbuhan global akan lebih rendah sebesar 0,5% di tahun 2019 dan 2020," katanya.
Ekonomi negara-negara maju terus mengalami perlambatan, IMF memperkirakan pertumbuhannya hanya sebesar 1,7% di 2019 dan 2020. Lebih rendah dibandingkan tahun 2018 yang mencapai 2,3%.

Pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang diperkirakan 3,9% pada tahun 2019, melambat dari pertumbuhan di 2018 yang sebesar 4,5%. Utamanya dipengaruhi ketidakpastian perdagangan global dan kebijakan domestik negara-negara tersebut, disamping juga karena ekonomi China yang melemah.
Meski demikian, pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang diperkirakan bakal mengalami pemulihan di tahun 2020 menjadi 4,6%. Lantaran bakal terjadi pemulihan di Brasil, India, Meksiko, Rusia, dan Arab Saudi yang pada 2018-2019 mengalami perlambatan ekonomi cukup dalam. Di sisi lain, Argentina, Iran, dan Turki diperkirakan tak mengalami resesi cukup dalam di 2020.
"Namun, ada ketidakpastian yang cukup besar pada pemulihan tersebut, terlebih ketika ekonomi Amerika Serikat, Jepang, dan Cina diperkirakan akan melambat lebih jauh hingga 2020," kata dia.
(Fakhri Rezy)