Menurutnya, kualifikasi mensejahterahkan mitra belum bisa dilakukan Nadiem, maka dalam lingkup mensejahterahkan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari tugas menteri, merupakan hal yang akan sulit dilakukan.
"Untung besar bagi korporasinya namun bagi kami belum sejahtera. Kami tidak harapkan untung besar namun pendapatan harusnya sesuai kerja kami di lapangan, itu dasar kami menolak," jelas Igun.
Baca Juga: Senyum Sumringah Bos GoJek Nadiem Makarim di Istana, Jadi Menteri?
Igun memastikan akan melakukan aksi demonstrasi untuk menyampaikan penolakan tersebut. Aksi ini tidak hanya diikuti oleh pengemudi ojol dari Gojek saja, namun juga berbagai mitra ojol aplikator lainnya. Menurutnya, hal itu sebagai wujud solidaritas dari para pengemudi ojol.
Meski demikian, dirinya belum bisa menyebutkan waktu pasti dari pelaksanaan demo, lantaran masih dilakukan pembahasan secara internal.
"Untuk waktu pelaksanaan aksi, kami sedang diskusikan terlebih dahulu dengan ketua-ketua kami di berbagai daerah, masih menunggu kesiapan aliansi-aliansi kami dari seluruh Indonesia," katanya.

Sebelumnya, pada Senin 21 Oktober 2019, Nadiem Makarim datang ke Istana Negara memenuhi panggilan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penyusunan Kabinet Kerja Jilid II. Dalam kesempatan tersebut, Nadiem menyatakan bersedia untuk menjadi bagian dari jajaran menteri di pemerintahan periode 2019-2024.
"Saya bersedia, saya menerima. Mengenai posisi, spesifik nanti akan diumumkan pak presiden, karena itu hak prerogatif presiden,” kata dia usai bertemu Jokowi.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)