Kalau bicara soal harga tiket pesawat, mungkin sudah banyak juga yang mengeluhkan, bagaimana solusinya?
Mungkin begini, tiket pesawat itu ada suatu kejadian di mana masyarakat terbiasa dengan tiket murah karena adanya kompetisi antar airlines. Memang ini tak bagus, karena seolah-olah harga itulah yang wajib disampaikan atau dibuat oleh penerbangan.
Tapi kalau kita kalkulasi memang ada suatu average harga yang di atas rata-rata itu. Tapi bukan berarti kita tak bisa memberikan harga yang terjangku untuk masyarakat.
Makanya, ada solusi, pertama memangkas harga avtur yang merupakan 60 persen cost penerbangan. Kedua, kita memilah-milah hari mana yang kecenderungannya kosong atau penuh. Nah kalau penuh, mereka bisa menerapkan harga yang bersaing. Sedangkan harga yang rata-rata itu kalau penuh. Kalau selasa Rabu Kamis. Itu kan jam 09.00 bisa dengan tarif murah. Dan orang bisa menjangkau itu.
Jadi kalau mau ketemu keluarga baiknya di weekdays saja. Itu yang kita tawarkan juga kepada Pertamina sebagai pemasok avtur dengan harga relatif terjangkau dan bisa memberikan efek kepada harga tarif tiket yang afordable bagi masyarakat.
Baca juga: Renovasi Terminal di Indonesia, Menhub Minta Rp500 Miliar ke Sri Mulyani
Sejauh ini, bagaimana pengaruh jumlah penumpang dengan harga harga tiket pesawat?
Pada enam bulan lalu memang cukup terasa turunnya. Kami rapat dengan airport operator, air regulation dan semua itu sudah kita pantau.
Untuk bandara utama seperti Bali Jakarta, itu sudah menuju angka normal. Namun di luar itu memang penumpang belum kembali normal sepenuhnya. Kalau dari dulu itu kemarin turun 20 persen sekarang sudah di angka normal.