JAKARTA - Digitalisasi ekonomi pada suatu negara tidak hanya mendorong inovasi, tetapi mendorong peluang kerja di dalam negerinya. Ekonomi digital juga memungkinkan pertumbuhan ekonomi lebih cepat.
Bangladesh, salah satu negara yang sekarang tengah mengarah ke teknologi layanan outsourcing teknologi informatika (TI) dengan tenaga kerja freelance.
Pekerjaan ini mencakup pemograman komputer, desain web hingga pengurusan pajak. Hal ini telah menghasilkan berbagai peluang kerja baru bagi orang-orang di negara berkembang.
Baca Juga: Bisnis Ini Bakal Booming di Era Transformasi Digital
Dilansir dari weforum, Kamis (05/12/2019), pekerjaan ini menawarkan banyak keuntungan, termasuk kebebasan memilih klien dan proyek, akses ke pasar global, dan fleksibilitas atas lokasi. Selain itu, pekerja lepas dapat menghindari jam kerja yang panjang.
Pekerjaan lepas telah menjadi pilihan karier yang populer bagi masyrakat Bangladesh, menawarkan sumber pendapatan baru dan fleksibel yang sesuai dengan gaya hidup mereka.
Menurut Oxford Internet Institute (OII), Bangladesh telah menjadi pemasok tenaga kerja online terbesar kedua. Sekitar 500.000 freelancer aktif bekerja secara teratur dari 650.000 freelancer terdaftar di negara ini.
Menurut Divisi TIK Bangladesh, pekerjaan ini di Bangladesh menghasilkan USD100 juta setara Rp1,3 triliun (kurs Rp13.988 per USD) per tahun.
Baca Juga: Ekonomi Digital Ditargetkan Jadi Ujung Tombak Pemasaran Produk Dalam Negeri
India adalah pemasok tenaga kerja online terbesar, dengan hampir 24% dari total pekerja lepas global, diikuti oleh Bangladesh (16%) dan AS (12%). Setiap negara memiliki fokus yang berbeda pada berbagai sektor freeelancing.
Misalnya, pengembangan teknologi dan perangkat lunak didominasi oleh freelancer India, sementara Bangladesh adalah pemasok utama layanan dukungan penjualan dan pemasaran.