JAKARTA - Pemerintah memproyeksikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) akan tumbuh hingga mencapai Rp325 triliun pada 2024 mendatang. Untuk memaksimalkan alokasinya, pemerintah bakal mendesain ulang penyaluran KUR.
Diperlukan satu redesain agar alokasi KUR itu lebih ditujukan masuk kepada sektor produksi, karena selama ini lebih masuk alokasi pembiayaannya kepada sektor perdagangan.
Baca Juga: Anggaran KUR Rp190 Triliun, Presiden Jokowi Justru Kritik Perbankan
“Kenapa ke sektor produksi? Karena dalam sektor produksi lah ini kemudian nanti akan memberikan impact perekonomian yang lebih besar,” kata Staf Khusus Presiden, Arif Budimanta, dilansir dari Sekretaris Kabinet, Selasa (10/12/2019).
Arif memberi contoh dalam konteks pertanian hal ini secara perlahan akan dapat menurunkan ketergantungan terhadap impor-impor produk pertanian, khususnya pangan.
Karena selama ini untuk sektor produksi di bidang pertanian dari alokasi dana KUR yang ada, sejak KUR dibuat, hanya sekitar 30% yang termanfaatkan untuk sektor produksi di bidang pertanian, perburuan, maupun perkebunan.
“Jadi ada redesain KUR,” tegas Arif.
Baca Juga: Bunga KUR Turun, Apa Bisa UMKM Nelayan Meningkat?
Ditambahkan Staf Khusus Presiden itu, bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga secara tegas mengatakan, diperlukannya pemikiran yang komprehensif, terutama untuk proteksi terhadap UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) agar benar-benar dilakukan.
“Jangan sampai kemudian dalam globalisasi ekonomi, kUMKM di Indonesia itu menjadi terpinggirkan, sehingga kemudian proteksi terhadap UMKM benar-benar dilakukan,” terang Arif mengutip Presiden Jokowi seraya menambahkan hal ini nanti dapat terlihat juga dalam Omnibus Law, baik Omnibus Law yang terkait dengan penciptaan lapangan pekerjaan atau UMKM.
Follow Berita Okezone di Google News