JAKARTA – Indeks dolar menguat pada akhir perdagangan kemarin. Dolar terangkat setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kembali mengangkat isu kesepakatan keluar dari Uni Eropa atau Brexit.
Inggris menetapkan tenggat waktu untuk mencapai kesepakatan perdagangan baru dengan UE pada Desember 2020 berusaha. Inggris berusaha menekan Brussels untuk menandatangani kesepakatan lebih cepat.
Baca Juga: Perang Dagang AS-China Mereda, Indeks Dolar AS Kokoh
Johnson akan menggunakan kontrolnya atas parlemen untuk melarang segala perpanjangan masa transisi Brexit setelah tahun 2020. Itu adalah langkah paling berani sejak memenangkan mayoritas suara dalam pemilihan dan itu membuat pasar keuangan ketakutan.
Pound melemah 1,53% di perdagangan Amerika Utara pada USD1,312 dan turun 2,89% ketika mencapai tertinggi sejak Mei 2018 setelah kemenangan Johnson.
Indeks dolar naik 0,20% pada 97,214 didorong oleh penurunan pound serta penurunan dolar Australia, dilansir dari Reuters, Rabu (18/12/2019).
Aussie turun setelah bank sentral Australia membuka pintu untuk pemotongan suku bunga pada Februari. Mata uang terkait perdagangan juga melemah karena euforia dari perjanjian perdagangan AS-China memudar. Terakhir turun 0,52% pada USD0,685 Aussie.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)