JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatatkan realisasi defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) pada tahun 2019 sebesar Rp353 triliun. Angka itu setara dengan 2,20% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Realisasi ini mengalami peningkatan bila dibandingkan periode yang sama di tahun 2018 yang tercatat defisit sebesar Rp279,7 triliun atau 1,89% terhadap PDB.
Baca juga: Serapan Belanja Negara Rp2.067 Triliun, Wamenkeu: Paling Tinggi 5 Tahun Terakhir
"Realisasi ini memang lebih besar dari target awal yang defisit Rp296 triliun, naik dari target 1,84% terhadap PDB jadi 2,2% terhadap PDB," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Selasa (7/1/2020).
Menurutnya, defisit APBN hingga akhir 2019 tersebut didorong realisasi pertumbuhan penerimaan yang lebih rendah dari realisasi pertumbuhan belanja negara. Sri Mulyani bilang, kondisi ini terjadi karena adanya tekanan pada penerimaan negara imbas dari pelemahan ekonomi global.
Baca juga: Defisit APBN Melebar, Capai Rp368,9 Triliun di November 2019
Penerimaan negara tercatat sebesar Rp1.957,2 triliun atau 90,4% dari target APBN 2019 yang sebesar Rp2.165,1 triliun. Angka ini hanya tumbuh 0,7% dibandingkan periode akhir 2018 sebesar Rp1.943,7 triliun.
Sedangkan realisasi belanja negara tercatat mencapai Rp2.310,2 triliun atau sudah 93,9% dari pagu APBN 2019 yang sebesar Rp2.461,1 triliun. Realisasi ini tumbuh sebesar 4,4% dibandingkan realisasi APBN pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp2.213,1 triliun.