JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatatkan realisasi defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp368,9 triliun hingga akhir November 2019. Angka itu setara dengan 2,29% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Realisasi defisit ini mengalami peningkatan bila dibandingkan periode yang sama di tahun 2018 yang tercatat sebesar Rp279,7 triliun atau 1,89% terhadap PDB.
Baca Juga: Pemerintah Sudah Belanja Rp1.798 Triliun hingga Oktober
"Memang bakal terjadi pelebaran defisit dari target awal yang sebesar 1,84% dari PDB. Juga memang terjadi kenaikan defisit jika dibandingkan tahun lalu," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Kamis (19/12/2019).
Menurutnya, defisit APBN hingga akhir November 2019 tersebut didorong pertumbuhan penerimaan yang lebih rendah dari laju pertumbuhan belanja negara. Dia bilang, terjadi tekanan pada penerimaan negara imbas dari pelemahan ekonomi global.
Penerimaan negara tercatat sebesar Rp1.6772,1 triliun atau 77,5% dari target APBN 2019 yang sebesar Rp2.165,1 triliun. Angka ini hanya tumbuh 0,9% dibandingkan periode akhir November 2018 sebesar Rp1.662,9 triliun.
Sedangkan realisasi belanja negara tercatat mencapai Rp2.046 triliun atau sudah 83,1% dari pagu APBN 2019 sebesar Rp2.461,1 triliun. Realisasi ini tumbuh sebesar 5,3% dibandingkan realisasi APBN pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1.942,6 triliun.
"Meski demikian, jika dilihat di tengah adanya tekanan ekonomi global, kita tetap bisa bertahan yakni dengan tetap terjadinya pertumbuhan pendapatan," katanya.