Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Subsidi Tabung Gas 3 Kg Mau Dicabut, YLKI Minta Pendataan Keluarga Miskin Diperketat

Giri Hartomo , Jurnalis-Jum'at, 17 Januari 2020 |10:35 WIB
Subsidi Tabung Gas 3 Kg Mau Dicabut, YLKI Minta Pendataan Keluarga Miskin Diperketat
Gas Elpiji 3 Kg. (Foto: Okezone.com)
A
A
A

JAKARTA - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendukung upaya pemerintah untuk mengalihkan subsidi tabung gas elpiji 3 kilogram dari yang berbasis komoditas menuju penerimanya langsung. Hal ini bertujuan untuk memastikan penyaluran subsidi tabung gas 3 Kg ini bisa tepat sasaran.

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, untuk menjalankan program tersebut pemerintah perlu berhati-hati untuk mendata jumlah keluarga miskin penerima bantuan. Hal ini untuk mendapatkan data yang akurat agar subsidi tabung gas elpiji 3 kg ini bisa tepat sasaran sesuai yang diinginkan pemerintah.

Baca Juga: Subsidi Elpiji 3 Kg Dicabut, KESDM Tunggu Data Masyarakat Miskin dari Kemensos

"Wacana kebijakan ini yang patut dikritisi adalah model pendataan terhadap kelompok penerima subsidi langsung yang dianggap rumah tangga miskin," ujarnya saat dihubungi Okezone, (17/1/2020).

Menurut Tulus, pihaknya khawatir masih ada salah pendataan, atau praktik patgulipat, sehingga berpotensi terjadi penyimpangan. Misalnya rumah tangga tidak miskin namun dimasukkan dalam kategori yang miskin karena faktor lain.

 Polemik Kenaikan Gas Elpiji 3 Kg

Dan sebaliknya, rumah tangga miskin yang tidak dekat dengan Ketua RT atau RW malah tidak mendapatkan subsidi. Oleh karena itu patut diwaspadai dengan ketat, perihal potensi distorsi semacam ini."Dia tidak miskin tapi karena dekat dengan Ketua RT atau RW, akhirnya mendapat subsidi," ucapnya.

Selain itu pemerintah harus mengawasi distribusi gas elpiji 3 kg ke pasaran. Dirinya juga meminta pemerintah memberikan jaminan harga agar tidak terlalu melambung tinggi dengan cara menetapkan HET (Harga Eceran Tertinggi).

"Jika hal ini terjadi akan mengganggu daya beli masyarakat dan memicu inflasi secara signifikan," kata Tulus.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement