Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan dan pedesaan, yaitu beras, rokok, dan ikan tongkol/tuna cakalang. Sedangkan untuk komoditi bukan makanan yang berpengaruh terhadap nilai garis kemiskinan adalah biaya perumahan, bensin, dan listrik.
Penghitungan Garis Kemiskinan, dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan.
"Selama periode Maret 2019 - September 2019, Garis Kemiskinan di Aceh naik sebesar 3,59%, yaitu dari Rp486.935 per kapita per bulan menjadi Rp504.414 per kapita per bulan," ujar Wahyudin.
Sementara di wilayah perkotaan di Aceh, per September 2019, Garis Kemiskinan sebesar Rp517.900 per kapita per bulan. Sedangkan untuk daerah perdesaan per September 2019 sebesar Rp497.615, per kapita per bulan.
Secara keseluruhan persentase kemiskinan kabupaten/kota di Aceh, kabupaten Aceh Singkil menempati peringkat pertama kemiskinan dengan persentase 20% dan disusul Kabupaten Gayo Lues sebanyak 19%.
Sementara itu, jika dilihat dari sisi jumlah paling banyak penduduknya, daerah termiskin di Aceh yaitu Kabupaten Aceh Utara.
"Tapi persentasenya dia agak di bawah, karena penduduknya dari sisi jumlah, ya di sana kantong kemiskinan yang terbanyak," ujarnya.