Pada 10 Januari 2020, Rupiah mengalami penguatan sebanyak 0,8%. Kenaikan ini terus terjadi setelah kesepakatan investasi yang terjadi antara Indonesia dengan Uni Emirat Arab, Softbank Group, Corp Jepang, dan US International Development Finance Corp.
Lantas bukan berarti rupiah adalah pertaruhan satu arah. Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo pada pekan lalu mengatakan bahwa kenaikan mata uang yang cepat dapat mengganggu ekspor dan melemahkan upaya untuk mengendalikan defisit neraca berjalan.
"Jika rupiah terapresiasi terlalu cepat, kita harus berhati-hati," ujar Jokowi.
Kemudian 24 dari 27 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan Bank Indonesia akan menahan suku bunga. Sedangkan 3 ekonom memperkirakan pemotongan 25 basis poin menjadi 4,75%. Mata uang Rupiah pada tahun lalu kokoh di posisi ketiga podium, sedang di tahun ini rupiah nampak ditakdirkan di posisi teratas.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)