JAKARTA - Pendiri Lotte Group Shin Kyuk-ho meninggal dunia pada hari Minggu 19 Januari 2020. Shin Kyuk-ho meninggal dunia pada usia 98 tahun.
Shin lahir di Ulsan, Korea Selatan pada tahun 1921. Pada 1941, Shin pergi ke Jepang untuk belajar teknik Kimia di Universitas Waseda. Kemudian satu tahun berselang, Shin membuka pabrik pembuat penanak nasi pada 1942.
Baca juga: Pendiri Lotte Group Shin Kyuk-ho Tutup Usia
Namun akibat perang dunia kedua, pabrik yang dimilik Shin pun hancur. Namun, 6 tahun berselang atau tahun 1948, Shin mendirikan Lotte dengan bisnis awalnya adalah menjual permen karet.
Namun siapa yang menyangka bisnis yang hanya bermula dari menjual permen karet ini justru tumbuh pesar dan bisa membuat Lotte berkembang menjadi perusahaan multinasional yang besar. Shin juga satu-satunya pengusaha Korea Selatan yang mendirikan Chaeb utama atau perusahaan yang dikelola keluarga yang saat ini mendominasi ekonomi terbesar keempat di Asia.
Kesuksesan Shin menjalankan bisnis ritel membuat Shin dan keluarganya berada do peringkat 136 “miliarder dunia” versi majalah Forbes tahun 2006.
Baca juga: 15 Pengusaha yang Baru Sukses di Usia Senja, Siapa Saja?
Tiga tahun berselang pada 2009, Shin berada di peringkat 38 dalam daftar majalah sebagai orang terkaya di Korea Selatan. Lalu pada 2017, Lotte menjadi perusahaan keluarga terbesar kelima di Korea Selatan.
Tepat pada 2017 juga Shin pensiun dari perannya senagai Direktur Dewan Lotte Holdings Co setelah memegang posisi otu hampi 70 tahun lamanya. Sekarang, Shin Dong-bin, putra bungsu dari Shin menggantikannya di pucuk pimpinan.
Namun di balik cerita suksesnya, ada juga masalah yang dihadapi oleh Lotte. Mengutip Reuters, Senin (20/1/2020), karena hubungannya yang mendalam dengan Jepang, Lotte terkadang menghadapi reaksi publik di Korea Selatan, yang mengarah pada boikot produk-produknya ketika hubungan kedua negara memburuk.
Misalnya pada 2017, Lotte juga menjadi korban korporat terbesar dari pertikaian diplomatik Korea Selatan dengan China atas keputusan Seoul untuk menggunakan sistem anti-rudal Amerika Serikat untuk melawan ancaman Korea Utara. Lotte, yang menawarkan tanah untuk sistem itu, melihat sebagian besar supermarketnya ditangguhkan oleh otoritas Cina, dan akhirnya menarik diri dari operasi.
Shin, pada saat itu terikat dengan kursi roda, dijatuhi hukuman tiga tahun penjara pada tahun 2018 karena penggelapan dan pelanggaran tugas. Tetapi dia dibebaskan dari hukuman karena kesehatannya yang buruk.
Perjalanannya pun berakhir pada hari Minggu 19 Januari 2020, di mana dirinya tutup usia.
(Fakhri Rezy)